Peringkat Utang Naik, Pemerintah Optimistis Gaet Investor Asing

Reporter

Adam Prireza

Editor

Martha Warta

Jumat, 13 April 2018 12:48 WIB

Bank Indonesia Pastikan Utang Pemerintah Aman

TEMPO.CO, Depok - Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Arie Setiadi Moerwanto mengatakan dengan adanya peningkatan peringkat utang Indonesia oleh Moody's Investor Service, pihaknya makin yakin untuk menawarkan proyek infrastruktur kepada pihak swasta.

"Kalau dulu kan maunya masuk ke proyek brownfield. Dengan peningkatan ini, kami coba menawarkan proyek greenfield," tutur Arie di sela-sela diskusi di Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Depok, Jumat, 13 April 2018.

Baca: SBY Disebut Raja Utang, Demokrat Bandingkan dengan Jokowi

Sebelumnya, Moody's Investor Service menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi Baa2 dengan outlook stabil dari Baa3 dengan outlook positif.

Meski begitu, dengan menawarkan proyek greenfield, pemerintah tetap memiliki tantangan untuk menyajikan skema tanggungan risiko yang lebih aman dan adil. Salah satunya, kata Arie, melalui skema ketersediaan pembayaran atau availability payment.

Advertising
Advertising

"Kami melihat swasta sangat tertarik karena dengan skema ini pemerintah akan mencicil pembayaran ke mereka," tuturnya. Skema ini sejenis dengan skema kerja sama antara pemerintah dan badan usaha (KPBU), di mana pemerintah akan membangun proyek infrastruktur menggunakan dana dan tenaga swasta, kemudian dibayar secara mencicil.

Direktur Pengelolaan Risiko Keuangan Negara Kementerian Keuangan Brahmantio Isdijoso mengutarakan hal senada. Menurut dia, dengan peningkatan peringkat itu, pemerintah semakin dipercaya memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajibannya dalam konteks utang.

"Kaitannya dengan infrastruktur, kalau bon syariah, semestinya nanti bunga yang diminta swasta lebih rendah. Kalau kontrak KPBU, nanti swasta akan lebih mudah mendapatkan pinjaman dari bank karena pemerintah kita terbukti kredibel," tutur Brahmantio.

Moody's memperkirakan utang pemerintah Indonesia akan berada di kisaran 30 persen dari PDB dalam beberapa tahun ke depan, di bawah rata-rata 39 persen dari PDB untuk semua negara investment grade dan 46,2 persen untuk negara dengan rating Baa.

Outlook stabil merefleksikan risiko yang terjaga di Baa2, termasuk di sisi tantangan politik dan implementasi kebijakan ekonomi secara luas. Outlook stabil ini juga mengindikasikan bahwa perubahan rating dalam waktu dekat sangat tipis terjadi.

Di sisi fiskal, pemerintah telah menjaga defisit anggaran sebesar 3 persen dengan ketat. Moody's mengharapkan fokus terhadap kebijakan fiskal yang prudent tetap dilanjutkan dan berkontribusi terhadap stabilitas makroekonomi.

Defisit yang rendah dan terjaga membuat beban utang menjadi rendah, dan jika dikombinasikan dengan tenor pendanaan jangka panjang, akan mengurangi kebutuhan serta risiko pembiayaan.

Berita terkait

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

8 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

9 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

10 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

10 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

11 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

12 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

12 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

13 hari lalu

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

Seorang menjadi korban KDRT karena tidak memberikan data KTP untuk pinjaman online.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

16 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

28 hari lalu

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.

Baca Selengkapnya