Marak Makarel Bercacing, Kedubes RI di Peru Sudah Ingatkan KKP

Kamis, 29 Maret 2018 16:38 WIB

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pekanbaru menggelar inspeksi mendadak di sejumlah pasar di Pekanbaru. Petugas menemukan setidaknya 15 kaleng ikan makarel kalengan. RIYAN NOFITRA

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengaku telah mendapatkan informasi dari Kedutaan Besar Indonesia di Peru yang disampaikan Kementerian Luar Negeri Negeri terkait temuan produk ikan makarel kalengan asal Cina yang tercemar cacing Anaskis Sp yang sudah mati. Informasi itu disampaikan lewat surat perhatian pada akhir 2017 lalu, sebelum marak ditemukan produk ikan kalengan bercacing di Riau pada pertengahan bulan Maret ini.

Merespons surat tersebut, Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) KKP, Rina menyebutkan, pihaknya kemudian mengirimkan notifikasi atau pemberitaan kepada otoritas pemerintahan Cina. Sebagai langkah antisipasi, KKP meminta pemerintah Cina memerhatikan semua produk yang diimpor ke Indonesia, termasuk produk ikan kalengan.

Baca: Ini 27 Merek Makarel Kalengan yang Positif Mengandung Cacing

"Setelah mendapat informasi itu, KKP melakukan uji kepada produk-produk sejenis dengan menambahkan parameter uji, yaitu uji parasit," ujar Rina kepada Tempo di kantornya, Gedung Mina Bahari II, Jakarta Pusat, Kamis, 29 Maret 2018. Saat itu uji parasit belum masuk dalam persyaratan pengujian mutu hasil perikanan ikan beku sebagaimana ditetapkan sesuai standar nasional Indonesia (SNI).

Setelah dilakukan pengujian, kemudian ditemukan ada salah satu produk ekspor milik perusahaan dari Cina terkontaminasi dengan cacing Parasit Anisakis Sp yang sudah mati. "Setelah ada temuan itu, kami langsung memberi notifikasi kepada otoritas kompeten. Sambil meminta untuk memperhatikan semua produk mereka yang masuk ke Indonesia," ujar Rina.

Advertising
Advertising

Sesuai kesepakatan, apabila terdapat ketidaksesuaian yang sifatnya keamanan pangan dan tidak membahayakan manusia, semua produk bersangkutan dikembalikan pada 15 Maret 2018.

Setelah itu, Kepala Pusat Pengendalian Mutu BKIPM, Widodo Sumiyanto, barulah muncul temuan tiga merek produk ikan makarel yang terindikasi mengandung cacing, di Tembilahan, Indragiri Hilir, Riau, ramai diberitakan pada 17 Maret 2018.

Setelah dilakukan pelacakan oleh BPOM, ternyata produk-produk tersebut berasal dari produsen yang sama." Yang sebelumnya, sudah kami beri notifikasi," ujar Widodo.

Kemarin, sebagai tindak lanjut temuan tersebut, BPOM mengumumkan ada 27 merek produk ikan makarel kalengan yang terindikasi mengandung cacing. BPOM sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap peredaran produk yang sudah mendapatkan izin edar di Indonesia, memastikan akan menarik semua produk-produk tersebut.

Karena kasus ikan makarel bercacing itulah, KKP, sebagai kementerian teknis yang bertanggung jawab mengawasi bahan baku produk impor mengusulkan penambahan uji parameter untuk mutu hasil perikanan, yakni uji parasit. "Kami lewat BKIPM usulkan penambahan parameter uji, bahkan sebelum revisi standarnya selesai," kata Widodo.

Berita terkait

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

4 jam lalu

KKP Tangkap Kapal Asing Vietnam di Laut Natuna, Nakhoda: Ikan di RI Masih Banyak

Kapal asing Vietnam ditangkap di Laut Natuna. Mengeruk ikan-ikan kecil untuk produksi saus kecap ikan.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

13 jam lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya

KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

2 hari lalu

KKP Perkuat Jejaring Kawasan Konservasi di NTT

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memperkuat jejaring pengelolaan kawasan konservasi di NTT.

Baca Selengkapnya

KKP Tetapkan 5,5 Juta Hektar Habitat Penyu Sebagai Kawasan Konservasi

2 hari lalu

KKP Tetapkan 5,5 Juta Hektar Habitat Penyu Sebagai Kawasan Konservasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL) telah menetapkan 5,5 juta hektar habitat penyu sebagai kawasan konservasi.

Baca Selengkapnya

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

2 hari lalu

KKP Berkomitmen Tingkatkan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP berkomitmen meningkatkan jangkauan pasar tuna Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

3 hari lalu

KKP Tingkatkan Kualitas dan Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan peringatan Hari Tuna Sedunia sebagai momentum meningkatkan kualitas dan jangkauan pasar komoditas perikanan tersebut

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

6 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

9 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

9 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Menteri Trenggono : Pengelolaan Sedimentasi untuk Kesejahteraan Masyarakat

9 hari lalu

Menteri Trenggono : Pengelolaan Sedimentasi untuk Kesejahteraan Masyarakat

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan bahwa pilot project inovasi pengembangan kawasan berbasis pemanfaatan sedimen memiliki dampak signifikan untuk kemakmuran/kesejahteraan masyarakat.

Baca Selengkapnya