RI-Bangladesh Kerja Sama Industri Kereta hingga Pakan Ternak

Kamis, 29 Maret 2018 08:45 WIB

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto duduk di platform Alat Mekanis Multiguna Pedesaan didampingi Sukiat dari PT Kiat Inovasi. Hari ini ditandatangani MoU pembentukan konsorsium PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia antara PT Kiat Inovasi dan PT Velasto Indonesia. 27 Maret 2018. TEMPO/Fery Firmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, Indonesia dan Bangladesh memiliki hubungan bilateral yang sangat baik, terutama dalam hal penguatan kerja sama di bidang ekonomi khususnya sektor industri. Hal itu terlihat dari nilai perdagangan kedua negara yang mengalami peningkatan, di mana tahun 2014 mencapai USD$ ,38 miliar dan menjadi US$ 1,65 miliar pada tahun 2017.

“Ekspor komoditas utama Indonesia antara lain CPO, kereta api dan komponennya, serta kertas karton. Sedangkan, impor barang terbesar dari Bangladesh yaitu benang,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu, 28 Maret 2018.

Airlangga mengapresiasi Bangladesh yang telah mempercayai PT INKA untuk mendukung pengembangan konektivitas Bangladesh. Perusahaan industri kereta api ini secara bertahap mengirimkan 400 gerbong kereta ke Bangladesh.\

Baca: Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0

“Kerjasama antara PT. INKA dengan Kereta Api Bangladesh dalam pembelian gerbong kereta api sudah ditandatangani sejak tahun 2017. Hal ini akan menjadi tonggak sejarah berbagai peningkatan kerjasama kedua belah pihak untuk yang akan datang,” kata dia.

Advertising
Advertising

Selain itu, Airlangga juga menyampaikan bahwa PT. Japfa Comfeed Indonesia berencana mendirikan pabrik baru di Bangladesh yang akan fokus menghasilkan produk pakan ternak. Ia melihat geliat industri nasional mampu berinvestasi dan melakukan ekspansi di luar negeri, sekaligus menunjukkan daya saingnya di tingkat global.

“Ke depannya, kerjasama ini akan diarahkan langsung untuk membentuk usaha bersama dalam komponen permesinan dan pemeliharaannya, serta kerjasama teknis atau peningkatan kapasitas tenaga kerja Bangladesh,” tutur dia.

Airlangga yakin peluang kerja sama kedua negara masih sangat luas dan menjanjikan mengingat adanya potensi besar pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan Bangladesh. Sebab, Indonesia punya pasar yang besar dan tenaga kerja yang banyak. Di sisi lain, pemerintah Indonesia juga terus menciptakan iklim investasi yang kondusif serta memberikan kemudahan bagi para pelaku industri untuk menjalankan usaha.

Berita terkait

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

1 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

2 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

7 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

15 hari lalu

Pupuk Kujang Kembangkan Produksi Es Kering

Pupuk Kujang menambah lini produk non pupuk dengan meresmikan pabrik dry ice atau es kering memanfaatkan produksi pabrik CO2 cair.

Baca Selengkapnya

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

20 hari lalu

Impor Dibatasi, Pengusaha Tekstil: Meski Belum Signifikan, Tren Kinerja Industri TPT Mulai Positif

Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) mengungkapkan dampak kebijakan pembatasan impor yang diterapkan oleh pemerintah.

Baca Selengkapnya

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

25 hari lalu

CIPS Nilai Aturan Pembatasan Impor Berpotensi Lemahkan Daya Saing Produk Dalam Negeri

Dengan aturan ini, dokumen lartas yang sebelumnya hanya berupa laporan survey (LS) kini bertambah menjadi LS dan Persetujuan Impor.

Baca Selengkapnya

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

29 hari lalu

Bos Tokopedia Dukung Usulan Teten Soal Pengaturan Harga Produk di E-commerce

Tokopedia menyatakan bersedia bekerja sama dan membantu penerapan aturan.

Baca Selengkapnya

Zulhas Musnahkan 11 Jenis Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,3 Miliar, Apa Saja?

35 hari lalu

Zulhas Musnahkan 11 Jenis Barang Impor Ilegal Senilai Rp 9,3 Miliar, Apa Saja?

Zulhas memimpin pemusnahan barang impor ilegal yang didapat dari pengawasan post border. Adapun total nominal barang itu mencapai Rp 9,3 miliar.

Baca Selengkapnya

Menteri Teten Masduki: Industri Knalpot Aftermarket Punya Potensi Ekonomi Besar

38 hari lalu

Menteri Teten Masduki: Industri Knalpot Aftermarket Punya Potensi Ekonomi Besar

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyatakan industri knalpot aftermarket punya potensi ekonomi besar.

Baca Selengkapnya

AFPI Jamin Debt Collector Fintech Lending Punya Kode Etik dan Sertifikasi

40 hari lalu

AFPI Jamin Debt Collector Fintech Lending Punya Kode Etik dan Sertifikasi

AFPI menjamin penagih utang dalam industri fintech lending sudah bersertifikat.

Baca Selengkapnya