Garuda Indonesia Akan Bayarkan Ongkos Haji Nyak Sandang
Reporter
Zara Amelia
Editor
Dewi Rina Cahyani
Minggu, 25 Maret 2018 15:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -PT Garuda Indonesia akan memberikan santunan berupa pemberangkatan haji gratis untuk Nyak Sandang. Santunan tersebut sebagai bagian dari apresiasi Garuda Indonesia terhadap pengorbanan Nyak Sandang sebagai salah satu penyumbang pembelian pesawat RI pertama.
“Yang sudah kami sampaikan adalah kami akan memberi santunan dan memberangkatkan beliau ke tanah suci. Ini buat kami tentunya bentuk dari apresiasi,” ucap Direktur Utama PT Garuda Indonesia Pahala N Mansury usai menjenguk Nyak Sandang di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta Selatan pada Ahad, 25 Maret 2018.
Pahala mengunjungi Nyak Sandang yang rencananya akan menjalani operasi katarak. Pahala tersentuh atas kontribusi Nyak Sandang terhadap pesawat yang menjadi cikal bakal Garuda Indonesia tersebut. Selain memberi santunan berupa berangkat haji gratis, Garuda Indonesia juga akan memberi tiket pulang gratis ke Aceh untuk Nyak Sandang. Menurut Pahala, saat ini kondisi Nyak Sandang masih terbilang lemah mengingat usianya yang telah mencapai 91 tahun.
Nyak Sandang adalah salah seorang warga Aceh, yang ikut menyumbangkan harta kekayaannya untuk membeli pesawat pertama Indonesia. Rabu lalu, Presiden Joko Widodo atau Jokowi memenuhi keinginan Nyak Sandang untuk bertemu dengannya. Presiden menerima Nyak Sandang di Istana Merdeka, Jakarta.
Namun, usai menemui Jokowi, Nyak Sandang mengeluh sakit saat ingin buang air kecil. Atas instruksi Presiden melalui Kepala RSPAD Terawan Agus Putranto, Nyak Sandang segera dibawa ke RSPAD. Sesampainya di sana, tim dokter langsung mengambil tindakan yang diperlukan, yaitu pemasangan kateter. Setelah tindakan dilakukan, Nyak Sandang bisa buang air kecil.
Pada 1948, Presiden Sukarno berkunjung ke Aceh guna mencari dana untuk pembelian pesawat pertama setelah Indonesia merdeka. Nyak Sandang yang kala itu berusia 23 tahun bersama orang tuanya menjual sepetak tanah dan 10 gram emas. Hartanya yang dihargai Rp 100 pun diserahkan kepada negara.
Presiden Sukarno lantas menerima sumbangan dari masyarakat Aceh sebanyak SGD 120 ribu dan 20 kg emas murni untuk membeli dua pesawat terbang yang diberi nama Seulawah R-001 dan Seulawah R-002. Dua pesawat tersebut merupakan cikal bakal maskapai Garuda Indonesia Airways.