50 Persen Pendanaan Meikarta Berasal dari Investor Asing
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 21 Maret 2018 12:14 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Lippo Group mengatakan perusahaan telah menjual saham kepemilikan Meikarta kepada investor asing. “Hampir 50 persen adalah investor asing,” kata CEO Lippo Group James Riady, Selasa, 20 Maret 2018.
Penjualan saham kepemilikan Meikarta ini, menurut James, tak lepas dari filsafat yang dimiliki perusahaan, yakni bertumbuh dengan kemitraan. Dia mencontohkan, sejumlah proyek Lippo Group sebelumnya juga selalu mengajak mitra yang berbeda.
Baca: Video Meikarta Banjir Viral, Ini Tanggapan Lippo
Konsep kerja sama inilah yang justru membantu Lippo Group menyelesaikan proyek, salah satunya di Lippo Cikarang. “Saham Meikarta memang kemitraan dan dari awal sudah demikian," ucap James.
James menjelaskan, dengan adanya kesepakatan itu, Meikarta harus menunjukkan kinerja yang baik kepada para investornya. "Harus perform dong, penjualannya harus. Dari awal sudah ada, tapi sekarang baru dia orang ambil. Karena dia ambil, harus lapor ke OJK (Otoritas Jasa Keuangan),” ucapnya.
Lebih jauh, James menyebutkan sumber pendanaan terbesar yang selama ini membantu pembangunan Meikarta adalah pre-selling unit, modal perusahaan, dan bantuan mitra perusahaan. Adapun komposisi terbesar pendanaan adalah pendanaan sendiri dan pre-selling unit. “Sekarang itu Meikarta tak ada utang, modal sendiri," ujarnya.
Pada masa mendatang, James menyatakan pendanaan Meikarta bisa saja diambil dari utang. "Tapi, sampai sekarang, Meikarta modal sendiri. Untuk pembangunannya, kami cari partner pembangunan itu."
Meikarta merupakan proyek kerja sama dari PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK). Proyek senilai Rp 278 triliun ini adalah milik PT Mahkota Sentosa Utama, yang sepenuhnya merupakan anak usaha dari LPCK. Adapun LPKR menguasai saham LPCK sebesar 54 persen.
Namun, pada Januari lalu, PT Mahkota Sentosa Utama menerima pembayaran Rp 2,5 triliun dari investor eksternal sebagai uang muka pembelian saham. Investor tersebut membayar total saham mencapai Rp 4 triliun. Pascatransaksi tersebut, kepemilikan Lippo di Meikarta turun 27 persen dari sebelumnya 54 persen.