Cara Jasa Marga Cegah Kecelakaan di Proyek Tol Layang Cikampek
Reporter
Chitra Paramaesti
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Sabtu, 3 Maret 2018 21:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Usai moratorium pembangunan proyek pembangunan jalan tol oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani mengimbau jajarannya untuk lebih teliti dengan rencana-rencana proyek infrastruktur.
Dia mengatakan dalam pengerjaan proyek Tol Jakarta Cikampek Elevated, resiko kecelakaannya lebih besar ketimbang proyek-proyek lainnya. “Lebih berbahaya karena di bawahnya traffic-nya padat,” ujar dia di Teater Garuda TMII, pada Sabtu, 3 Maret 2018.
Simak: Jalan Layang Tol Cikampek Dibangun
Karena itu, kata Desi, sebelum pengangkatan box grider, banyak hal-hal yang harus dipastikan ulang. Dia mengatakan mulai dari keadaan pekerja hingga sertifikasi alat akan dicek satu persatu. Kemudian unsur penting dalam proyek seperti Koordinator Lapangan harus harir di sana.
Desi mengatakan hingga saat ini, pencapaian proyek Tol Japek Elevated sudah mencapai 25 persen. “Progresnya masih on the track, masih sesuai rencana,” ucap dia.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan ada dua proyek pembangunan yang rawan kecelakaan dari 38 proyek yang sedang berlangsung. Proyek tersebut ialah Jembatan Holtekamp di Papua dan Tol Jakarta-Cikampek Elevated.
Untuk mengantisipasi tidak terjadinya kecelakaan pasca diberlakukannya moratorium, Jasa Marga memantau agar dikerjakan secara konsisten dan disiplin rencana-rencana yang sudah dibuat sebelumnya. “Semua sudah ada (perencanaan), sekarang bagaimana kita harus disiplin,” tutur dia.
Sebelumnya, tercatat tujuh proyek PT Waskita Karya (Persero) Tbk mengalami kecelakaan kerja. Ketujuh proyek PT Waskita Karya itu di antaranya kereta cepat ringan (light rail transit/LRT) Palembang (4 Agustus 2017), jalan tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (22 September 2017), dan jalan tol Pasuruan-Probolinggo (29 Oktober 2017).