Wall Street Mundur Lebih Lanjut di Tengah Laporan PDB

Reporter

Antara

Editor

Martha Warta

Kamis, 1 Maret 2018 08:44 WIB

Ekspresi salah satu pialang saham saat bekerja di Bursa Efek New York, 24 Agustus 2015. Bursa saham Wall Street di New York anjlok selama lima hari berturut-turut menyusul turunnya pasar saham di Eropa dan Asia. REUTERS/Brendan McDermid

TEMPO.CO, New York -Saham-saham di Wall Street membalikkan kenaikan awal menjadi ditutup lebih rendah pada perdagangan Rabu (Kamis pagi, 1 Maret 2018). Hal ini karena para investor mencerna data pertumbuhan ekonomi AS yang baru dirilis.

Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 380,83 poin atau 1,50 persen menjadi berakhir di 25.029,20 poin. Indeks S&P 500 mengalami penurunan 30,45 poin atau 1,11 persen menjadi ditutup pada 2.713,83 poin. Indeks Komposit Nasdaq berkurang 57,35 poin atau 0,78 persen menjadi berakhir di 7.273,01 poin.

Baca: Bursa Saham Asia Diestimasi Melemah Mengekor Wall Street

Produk Domestik Bruto (PDB) AS meningkat pada tingkat tahunan sebesar 2,5 persen pada kuartal keempat 2017, sesuai dengan konsensus pasar, menurut perkiraan kedua yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan pada Rabu, 28 Februari 2018. Pada kuartal ketiga, PDB riil meningkat 3,2 persen.

PDB riil AS meningkat 2,3 persen pada 2017, yang terutama mencerminkan kontribusi positif dari pengeluaran konsumsi pribadi, investasi tetap non-residensial, dan ekspor, kata departemen tersebut.

Advertising
Advertising

Pada berita ekonomi lainnya, setelah melihat kenaikan moderat dalam tiga bulan, penjualan "pending home" (rumah yang pengurusannya belum selesai atau tertunda) didinginkan pada Januari ke level terendah dalam tiga tahun, menurut National Association of Realtors, Rabu, 28 Februari 2018.

Indeks Penjualan Pending Home turun 4,7 persen menjadi 104,6 pada Januari dari direvisi turun 109,8 pada Desember 2017, gagal memenuhi ekspektasi pasar.

Sementara itu, para investor masih memilah-milah kesaksian dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Powell mengatakan dalam kesaksian kebijakan moneter pertamanya pada Selasa, 27 Februari 2018 bahwa meskipun terjadi volatilitas di pasar saham baru-baru ini, gubernur Fed masih berencana untuk menaikkan suku bunga beberapa kali sepanjang 2018.

Ketua baru Fed tersebut mengisyaratkan bank sentral bisa menaikkan suku bunga lebih dari tiga kali tahun ini jika data ekonomi dan inflasi terus terbukti sehat.

Baca berita lainnya tentang saham Wall Street di Tempo.co.

ANTARA

Berita terkait

Perang Bawa Lonjakan Keuntungan bagi Industri Pertahanan AS pada 2024

19 Desember 2023

Perang Bawa Lonjakan Keuntungan bagi Industri Pertahanan AS pada 2024

Di saat PBB menyerukan gencatan senjata di Gaza, industri pertahanan AS justru mengharapkan ledakan keuntungan dari perang ini.

Baca Selengkapnya

Apple Coba Cari Cuan, Akan Luncurkan 2 iPad Baru & MacBook Air

7 Desember 2023

Apple Coba Cari Cuan, Akan Luncurkan 2 iPad Baru & MacBook Air

Apple akan meluncurkan iPad baru dan MacBook Air untuk mengatasi lemahnya penjualan.

Baca Selengkapnya

Rasio Utang RI Capai 37,95 Persen dari PDB, Masih Aman?

15 November 2023

Rasio Utang RI Capai 37,95 Persen dari PDB, Masih Aman?

Ekonom Indef Rizal Taufikurahman buka suara soal rasio utang Indonesia yang mencapai hampir 38 persen dari produk domestik bruto (PDB)

Baca Selengkapnya

Harapan Tercapai Kesepakatan Plafon Utang AS Menguat, Wall Street Ditutup Melonjak

27 Mei 2023

Harapan Tercapai Kesepakatan Plafon Utang AS Menguat, Wall Street Ditutup Melonjak

Penguatan perdagangan saham di Wall Street di antaranya karena investor semakin berharap bahwa kesepakatan plafon utang AS bakal tercapai.

Baca Selengkapnya

Wall Street Ambrol Usai Negosiasi Plafon Utang AS Temui Jalan Buntu

24 Mei 2023

Wall Street Ambrol Usai Negosiasi Plafon Utang AS Temui Jalan Buntu

Saham-saham di Wall Street ambrol pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB. Apa pemicunya?

Baca Selengkapnya

Runtuhnya Bank Andalan Perusahaan Rintisan: Silicon Valley Bank, Ini Profilnya

14 Maret 2023

Runtuhnya Bank Andalan Perusahaan Rintisan: Silicon Valley Bank, Ini Profilnya

Silicon Valley Bank bangkrut, apakah imbasnya? Begini profil yang sebelumnya merupakan bank andalan perusahaan rintisan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Posisi Rp 15.571, Pasar Tunggu Rilis Data PDB Amerika

22 Desember 2022

Rupiah Menguat ke Posisi Rp 15.571, Pasar Tunggu Rilis Data PDB Amerika

Rupiah perkasa ke level Rp 15.571 atau menguat 17 poin dari posisi sebelumnya di level Rp 15.588 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wall Street Lanjutkan Reli Usai Inflasi AS Mereda, Nasdaq Melejit 1,88 Persen

12 November 2022

Wall Street Lanjutkan Reli Usai Inflasi AS Mereda, Nasdaq Melejit 1,88 Persen

Wall Street menguat karena terimbas sentimen positif meredanya inflasi AS pada akhir perdagangan Jumat atau Sabtu pagi WIB.

Baca Selengkapnya

Luhut Buka Perdagangan Bursa AS: Mantan Prajurit Lulusan Lembah Tidar Dapat Kehormatan Luar Biasa

22 September 2022

Luhut Buka Perdagangan Bursa AS: Mantan Prajurit Lulusan Lembah Tidar Dapat Kehormatan Luar Biasa

Luhut Pandjaitan membuka perdagangan New York Stock Exchange pada Rabu pagi, 21 September 2022. Ia menyebutnya sebagai pengalaman luar biasa.

Baca Selengkapnya

Emiten Cina Delisting dari Bursa Amerika, Saham Alibaba Merosot

13 Agustus 2022

Emiten Cina Delisting dari Bursa Amerika, Saham Alibaba Merosot

Sejumlah emiten Cina mengalami pelemahan saham pada Jumat, 12 Agustus 2022, di Bursa Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya