Evaluasi Konstruksi Layang Cuma 2 Hari, Gapensi: Kurang Efektif

Reporter

Bisnis.com

Editor

Anisa Luciana

Rabu, 28 Februari 2018 12:26 WIB

Suasana pembangunan proyek LRT saat pemerintah menginstruksikan pemberhentian sementara proyek infrastruktur layang, di Jalan Rasuna Said, Jakarta, 21 Februari 2018. Penghentian sementara semua proyek jalan layang itu terkait kecelakaan konstruksi yang terjadi di proyek Tol Becakayu. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) menilai evaluasi proyek infrastruktur yang dilakukan Komite Keselamatan Konstruksi (KKK) terhadap 37 proyek konstruksi layang selama dua hari kurang efektif.

Selain itu, menurut Wakil Sekretaris Jenderal Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia Errika Ferdinata, efektif atau tidaknya evaluasi bergantung pada tim Komite Keselamatan Konstruksi yang diterjunkan.

"Kalau yang sudah ahli-ahli diterjunkan (untuk mengevaluasi), oke. Tapi ya, saya kira kurang efektif kalau cuma sehari, dua hari evaluasi," ujarnya pada Selasa, 27 Februari 2018.

Baca juga: 32 Proyek Konstruksi Layang Akan Dievaluasi Mulai Hari Ini

Pada Kamis, 22 Februari 2018, secara resmi, pemerintah menetapkan moratorium atau penghentian sementara pekerjaan 36 proyek konstruksi layang yang terdiri atas 32 proyek jalan tol dan empat proyek perkeretaapian. Proyek-proyek tersebut baru bisa dilanjutkan kembali setelah melalui serangkaian evaluasi dengan target pelaksanaan selama dua minggu.

Advertising
Advertising

Namun, Selasa, 27 Februari 2018, Komite Keselamatan Konstruksi mengumumkan bahwa 34 proyek konstruksi layang sudah bisa dilanjutkan kembali pengerjaannya.

Errika menuturkan akar permasalahan utama dari banyaknya kecelakaan konstruksi adalah biaya dan waktu. Waktu pengerjaan yang mepet dan dipercepat, kata dia, menjadi salah satu akar permasalahan banyaknya kecelakaan proyek.

Baca juga: Gapensi: Kecelakaan Pengerjaan Konstruksi Harusnya Bisa Dihindari

Sedangkan berkaitan dengan biaya, selama ini memang tak dipungkiri jika biaya kontrak di Indonesia sangat rendah. "Akar permasalahan ada di waktu dan biaya yang tersedia dalam kontrak. Ini juga harus dilihat, apakah di kontrak ada enggak biaya safety?" ujarnya.

"Ini perlu dicek SOP (standard operating procedure) di kertas bagaimana, di lapangan bagaimana, dan yang dilakukan tiap jenjang, mulai pekerja proyek, kepala, hingga pengawas," tuturnya.

Errika berharap pemerintah bersama para kontraktor, baik swasta maupun pelat merah, konsultan, dan asosiasi bisa duduk bersama membuat komitmen terkait dengan nihil kecelakaan dalam pekerjaan konstruksi.

BISNIS

Berita terkait

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

10 jam lalu

Penataan Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi Siap Dilakukan

Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid minta pembangunan fisik Kawasan Cagar Budaya Nasional Muara Jambi dilakukan dengan standar yang baik.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

3 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Hunian Modular Berkelanjutan Dibangun di Kawasan Inti IKN, Apa Keunggulannya?

3 hari lalu

Hunian Modular Berkelanjutan Dibangun di Kawasan Inti IKN, Apa Keunggulannya?

Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) menyatakan akan menggunakan sistem modular untuk membangun hunian di IKN. Apa itu sistem hunian modular?

Baca Selengkapnya

Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025

3 hari lalu

Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025

Astra Infra Toll Road Tangerang-Merak pada tahun ini memulai pekerjaan proyek konstruksi penambahan lajur ketiga pada segmen Serang Barat (KM 77+375) sampai dengan Cilegon Timur (KM 87+150).

Baca Selengkapnya

Sederet Dugaan Penyebab Tol Bocimi Longsor, Salah Konstruksi?

23 hari lalu

Sederet Dugaan Penyebab Tol Bocimi Longsor, Salah Konstruksi?

Penyebab jalan Tol Bocimi longsor hingga saat ini masih diselidiki

Baca Selengkapnya

Longsor di Tol Bocimi, Pengamat: Tidak Laik Fungsi, Konstruksi Ulang

24 hari lalu

Longsor di Tol Bocimi, Pengamat: Tidak Laik Fungsi, Konstruksi Ulang

Koordinator Indonesia Toll Road Watch, Deddy Herlambang menilai bahwa amblasnya jalan tol Bocimi itu karena kegagalan konstruksi.

Baca Selengkapnya

Bos Waskita Karya Beberkan Utang Perseroan Tembus Rp 41,2 Triliun: Butuh 17 Tahun untuk Lunas

40 hari lalu

Bos Waskita Karya Beberkan Utang Perseroan Tembus Rp 41,2 Triliun: Butuh 17 Tahun untuk Lunas

Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanagroho membeberkan utang perusahaan hingga akhir Desember 2023 yang mencapai Rp 41,2 triliun.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Konstruksi Terbesar di Asia Tengah Jajaki Peluang Investasi di IKN

23 Februari 2024

Perusahaan Konstruksi Terbesar di Asia Tengah Jajaki Peluang Investasi di IKN

Otorita Ibu Kota Nusantara mengatakan perusahaan konstruksi terbesar di Asia Tengah, BI Group, saat ini tertarik untuk menanamkan modalnya di IKN.

Baca Selengkapnya

Pemkot Depok Bantah Proyek Jembatan Mampang Mangkrak, Dinas PUPR Ungkap Kendalanya

7 Januari 2024

Pemkot Depok Bantah Proyek Jembatan Mampang Mangkrak, Dinas PUPR Ungkap Kendalanya

Kepala Dinas PUPR Kota Depok mengungkap sejumlah kendala di balik proyek Jembatan Mampang. Salah satunya ada jaringan PLN Jawa-Bali

Baca Selengkapnya

Mengenal 3 Sistem Konstruksi Rumah Tahan Gempa di Jepang

3 Januari 2024

Mengenal 3 Sistem Konstruksi Rumah Tahan Gempa di Jepang

Selain sistem konstruksi bangunan yang diwajibkan Pemerintah Jepang, sistem peringatan dini diterapkan sehingga meminimalisasi korban gempa bumi.

Baca Selengkapnya