Agus Marto Sebut Penurunan Bunga Tak Diikuti Pertumbuhan Kredit

Senin, 19 Februari 2018 12:38 WIB

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardoyo, membaca puisi dalam Pesta Rakyat Hari Pahlawan yang digelar Tempo dan BI di Museum Bank Indonesia, Kamis, 10 November 2016. (Tempochannel.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyebut pertumbuhan kredit perbankan masih terbatas meskipun suku bunga deposito dan kredit sudah turun. Bank sentral mencatat, selama periode Januari-Desember 2017, suku bunga deposito dan kredit terus menurun, masing-masing sebesar 65 basis poin dan 74 basis poin.

Transmisi pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial melalui jalur suku bunga yang terus berlangsung, menurut Agus, belum optimal sejalan dengan permintaan kredit yang belum tinggi. "Bank juga masih selektif memberikan kredit baru," katanya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Baca: Kenapa Kredit Macet BPD Masih Tinggi?

Pertumbuhan kredit 2017 tercatat hanya tumbuh 8,2 persen (year-on-year/yoy). Meskipun demikian, angka tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 7,9 persen (yoy).

Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) bank juga membaik. Pada akhir tahun lalu, NPL bank turun menjadi 2,6 persen (gross) atau 1,2 persen (net). Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada 2017 tercatat 9,4 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibanding pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 9,6 persen (yoy).

Advertising
Advertising

Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit dan DPK akan lebih baik pada 2018, masing-masing dalam kisaran 10-12 persen (yoy) dan 9-11 persen (yoy). Dari sisi rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) sebesar 23 persen, perbankan Indonesia dinilai cukup kuat. Rasio likuiditas juga cukup baik, sebesar 21,5 persen pada Desember 2017.

Sementara itu, pembiayaan ekonomi melalui pasar modal, seperti penerbitan saham (IPO dan rights issue), obligasi korporasi, dan medium term notes (MTN), terus mengalami peningkatan 29,8 persen pada 2017, sejalan dengan program pendalaman pasar keuangan BI.

Chief Economist PT Bank Danamon Indonesia Tbk Anton Hendranata sebelumnya mengatakan pertumbuhan kredit tahun ini akan lebih baik, ditopang oleh sektor retail dan manufaktur. "Kalau manufaktur dan retail didorong, pertumbuhan kredit bisa terakselerasi. Saya prediksi tahun ini bisa tumbuh 10-11 persen," katanya.

Manufaktur dan retail merupakan dua sektor yang mendominasi pertumbuhan kredit tahun lalu. Berdasarkan hasil riset Danamon, manufaktur mencakup 18,1 persen dan retail mencakup 20 persen dari total pertumbuhan kredit.

Lebih lanjut, Anton menerangkan bahwa pertumbuhan kredit tahun lalu seharusnya bisa lebih tinggi. Sebab, pertumbuhan kredit per November 2017 dalam rupiah tumbuh sekitar 7,9 persen. Namun, jika dirata-ratakan dengan valas yang tumbuh sebesar 5,2 persen, totalnya turun menjadi 7,5 persen.

Meskipun demikian, Anton yakin pertumbuhan kredit valas akan meningkat tahun ini karena perdagangan diprediksi membaik. "Kalau perdagangan bergerak lagi, khususnya impor, kebutuhan kredit valas akan meningkat," ucapnya.

BISNIS

Berita terkait

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

5 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

23 jam lalu

Pemerintah Dorong Lembaga Keuangan Prioritaskan Kredit untuk Difabel

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mendorong lembaga keuangan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memprioritaskan kalangan difabel.

Baca Selengkapnya

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

1 hari lalu

Chandra Asri Raih Pendapatan Bersih US$ 472 Juta

PT Chandra Asri Pacific Tbk. (Chandra Asri Group) meraih pendapatan bersih US$ 472 juta per kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

2 hari lalu

OCBC NISP Cetak Laba Bersih Rp 1,17 Triliun di kuartal I 2024

PT Bank OCBC NISP Tbk. mencetak laba bersih yang naik 13 persen secara tahunan (year on year/YoY) menjadi sebesar Rp 1,17 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

2 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya