Neraca Perdagangan Defisit, Sri Mulyani Sebut Positif, jika...

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Martha Warta

Kamis, 15 Februari 2018 20:23 WIB

Presiden Joko Widodo, berbincang dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawat. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sejumlah komponen dalam defisit neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2018 ini harus tetap dijaga. Sebab, defisit yang terjadi akibat kenaikan nilai impor Indonesia bisa menjadi indikator yang cukup sehat jika didominasi oleh bahan baku dan barang modal.

"Jadi itu merefleksikan kebutuhan dalam negeri untuk produksi, positif untuk manufaktur maupun investasi," kata Sri saat ditemui seusai acara pemusnahan barang sitaan di Kantor Pusat Ditjen Bea dan Cukai, Jakarta Timur, Kamis, 15 Februari 2018.

Baca: Sri Mulyani Jelaskan Alasan Ekonomi Hanya Tumbuh 5 Persen

Defisit neraca perdagangan memang diakibatkan oleh impor yang tumbuh lebih cepat. Namun demikian, Sri menambahkan, Indonesia harus tetap menjaga capital inflow agar terus meningkat. Upaya ini perlu untuk menghindari persepsi bahwa impor membesar sebagai dampak dari risiko eksternal bagi Indonesia.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2018 mengalami defisit hingga US$ 0,68 miliar atau setara Rp 9,1 triliun (month-to-month/mtm). Dibanding Desember 2017, ekspor Januari 2018 menurun 2,81 persen. Sebaliknya, impor naik sekitar 0,26 persen.

Advertising
Advertising

Jika dilihat secara year-on-year (yoy), kondisi tidak jauh berbeda bahkan lebih buruk. Nilai ekspor Indonesia per Januari 2018 hanya meningkat 7,86 persen (yoy), sedangkan impor tumbuh lebih cepat mencapai 26,44 persen (yoy).

Tidak seperti perkiraan Sri Mulyani, kenaikan nilai impor bulan ini justru lebih didominasi oleh barang konsumsi. Impor barang konsumsi tumbuh 32,98 persen (mtm) atau lebih dari pertumbuhan bahan baku dan barang modal, masing-masing 24,76 persen (mtm) dan 30,90 persen (mtm).

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menilai defisit neraca perdagangan Januari 2018 ini terjadi akibat kenaikan harga minyak dan gas. Menurut dia, defisit minyak mentah mencapai US$ 256,3 juta, sedangkan gas bernasib lebih lebih baik dengan surplus US$ 631 juta. "Karena memang kenaikan harga migas membuat nilai impor meningkat. Tapi secara tahunan masih terjadi kenaikan," kata Enggar.

Berita terkait

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

1 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

1 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

1 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

1 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

1 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

1 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

1 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Prabowo Serahkan Program Makan Siang Gratis ke Jokowi, TKN Siap Beri Usulan untuk RAPBN 2025

2 hari lalu

Prabowo Serahkan Program Makan Siang Gratis ke Jokowi, TKN Siap Beri Usulan untuk RAPBN 2025

TKN memastikan pembahasan program makan siang gratis untuk RAPBN 2025 sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi dan presiden terpilih Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya