WNI di Luar Negeri Tidak Disensus, BPS Tetap Butuh Data Rinci

Rabu, 14 Februari 2018 19:08 WIB

Kepala Badan Pusat Statistik Suharyono saat merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2017 di kantor pusat Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta, 6 November 2017. BPS merilis angka pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga 2017 sebesar 5,06 persen year on year (yoy), lebih tinggi dari kuartal pertama dan kedua 2017 sebesar 5,01 persen. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS akan menggelar sensus penduduk untuk yang ketujuh kalinya pada 2020. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, terkait dengan pencacahan warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri, BPS belum melakukan pencacahan.

"Selama ini, memang kalau WNI di luar negeri kita enggak pernah mencacah. Untuk sementara, kita belum akan mencacah WNI di luar negeri. Sensus sebelumnya juga gitu," katanya seusai acara Kick-Off Meeting Sensus Penduduk 2020 di gedung BPS, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2018.

Baca: 2020 Penduduk RI Tembus 271 Juta Orang, BPS: Sensus Kian Berat

Namun demikian, Suhariyanto menuturkan BPS tetap membutuhkan data-data rinci terkait dengan para WNI yang berada di luar negeri untuk membangun karakteristik dan parameter penduduk Indonesia yang kuat. "Mungkin nanti kami perlu kerja sama dengan kedutaan dan sebagainya," ujarnya.

Selain itu, langkah tersebut untuk membuat proyeksi penduduk Indonesia serta kebijakan pemerintah ke depan. "Kami bisa membuat proyeksi sampai tahun 2100, itu kan perlu ke depannya. Karena kita enggak bisa mempertimbangkan kebijakan cuma sekarang, tapi kan harus mempertimbangkan apa yang akan terjadi," ucap Suhariyanto.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Kepala BPS mengatakan kegiatan sensus penduduk pada 2020 nanti memiliki tantangan yang makin berat. "Tantangan yang akan makin berat karena kalo kita ngikutin proyeksi penduduk, jumlah penduduk di tahun 2020 sudah 271 juta, penduduknya makin besar," tuturnya.

Tantangan berikutnya, kata dia, adalah perkembangan teknologi serta mobilitas penduduk yang makin tinggi dan sulit ditemui secara langsung. Karena itu, BPS akan menyiapkan langkah strategis dalam menghadapi tantangan tersebut, salah satunya memanfaatkan computer assisted personal interview (CAPI) dan computer assistance and web interviewing (CAWI).

"Kalau kita hanya menggunakan kuesioner kertas saja, ngejar mereka (penduduk) juga akan luar biasa kan. Tapi, kalau dengan CAPI akan lebih cepat atau dengan adanya CAWI ada web yang mereka bisa isi," kata Suhariyanto.

BPS

Berita terkait

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

7 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

7 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

7 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

7 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

7 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

7 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

25 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

28 hari lalu

BPS: Kenaikan Harga Beras Eceran 2024 Paling Tinggi Sejak 2011

Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia A. Widyasanti mengatakan harga beras eceran mengalami kenaikan sebesar 2,06 persen secara bulanan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

28 hari lalu

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

BPS menyebut penurunan harga beras secara bulanan terjadi di tingkat penggilingan sebesar 0,87 persen. Namun secara tahunan, di penggiling naik.

Baca Selengkapnya