DPR: BI Perlu Sosialisasi Masif soal Larangan Bitcoin

Reporter

Antara

Editor

Anisa Luciana

Kamis, 8 Februari 2018 16:46 WIB

Bitcoin (virtual currency) coins. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) perlu melakukan sosialisasi yang lebih masif kepada masyarakat tentang aturan larangan penggunaan mata uang virtual (cryptocurrency), salah satunya Bitcoin, dalam berbagai bentuk transaksi di Indonesia.

"Jangan sampai (Bitcoin) itu jadi gelembung dan pecah. Ujungnya masyarakat yang dirugikan," kata Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan dalam keterangan tertulis, Rabu, 7 Februari 2018.

Dia berpendapat, risiko penggunaan mata uang virtual seperti Bitcoin tidak boleh dipandang remeh, karena sebagai aset digital, nilai fundamental Bitcoin belum bisa dievaluasi dan harga normalnya juga tidak diketahui secara pasti.

Baca juga: OJK Tegaskan RI Larang Bitcoin dan Mata Uang Virtual Lain

Dengan kata lain, lanjut Heri, nilai Bitcoin selama ini ditentukan oleh spekulasi pasar, dan masih belum jelas faktor penentu naik turunnya.

Advertising
Advertising

"Dalam regulasi yang ada, Bitcoin ditolak sebagai mata uang atau alat pembayaran di Indonesia. Sebab, dalam regulasi di Indonesia, tidak mengenal alat pembayaran yang sah dengan nama Bitcoin," katanya.

Untuk itu, ia menegaskan bahwa Bitcoin bermasalah secara legalitas karena tak memiliki payung hukum sama sekali sebagai alat pembayaran yang sah, serta tidak memiliki administratur resmi.

Baca juga: Nilai Bitcoin Menurun, Dijual di Bawah Level USD 7.000

Bitcoin juga tidak dapat dikatakan aset keuangan seperti saham karena tidak ada faktor "underlying asset" sehingga sangat fluktuatif dan rentan terhadap risiko penggelembungan.

"Risiko lainnya adalah potensi adanya dugaan pencucian uang, asusila, sampai terorisme, bahkan untuk perdagangan obat terlarang," tuturnya.

Bitcoin merupakan mata uang krypto atau mata uang virtual dengan pangsa pasar terbesar di dunia, yakni 33 persen atau jika dikapitalisasikan sebesar US$ 246 miliar. Secara total, menurut kajian Coinmarketcap, terdapat 1400 mata uang digital saat ini di dunia, dengan yang terbesar adalah Bitcoin dan Etherum.

ANTARA

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya