Industri Makanan dan Minuman Menjadi Sektor Andalan di 2018
Reporter
Tempo.co
Editor
Martha Warta
Kamis, 8 Februari 2018 15:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Industri Makanan dan Minuman menjadi subsektor prioritas pada 2018. Subsektor tersebut diharapkan menjadi pendorong untuk tercapainya target pertumbuhan industri non-migas tahun 2018, yakni 5,67 persen. Sektor ini juga meningkatkan realisasi investasi.
"Sektor industri makanan dan minuman indonesia berkontribusi 34% terhadap industri indonesia," kata Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, pada Kamis, 8 Februari 2018. Kontribusi 34 persen tersebut ialah terhadap produk domestik bruto (PDB) industri non-minyak dan gas pada tahun 2017.
Baca: Indomie Mi Goreng Jadi Menu Halal di Restoran di Italia
Industri makanan dan minuman juga memiliki pertumbuhan tertinggi di tahun 2017, yakni 9,23 persen. Angka tersebut kemudian disusul oleh pertumbuhan subsektor industri logam dasar, yakni 5,87 persen.
Selain industri makanan dan minuman, subsektor yang akan menjadi andalan di tahun 2018 ialah industri elektronik, serta kimia dan farmasi.
Dengan terus berkembangnya teknologi, dan banyaknya industri yang tutup akibat terkena dampak perkembangannya, Airlangga yakin bahwa industri makanan dan minuman akan tetap menjadi industri yang terus dibutuhkan pasar. "Kita tetap butuh makanan yang masuk ke perut. Kita gak bisa virtual eating," katanya.
Kementerian Perindustrian juga akan terus mendorong pelaku industri Makanan dan Minuman nasional agar memanfaatkan potensi pasar dalam negeri.
Strategi lain yang akan diambil oleh Kementerian Perindustrian selama 2018 ialah meningkatkan pasokan, meningkatkan investasi, mengembangkan sumber daya manusia, insentif fiskal, mengembangkan infrastruktur digital, mengembangkan usaha kecil dan menengah (UKM), pengembangan zona industri, pembangunan berkelanjutan, serta kebijakan industri.
FADIYAH, MWS