Gubernur BI Sebutkan Empat Indikator Pengembangan Manufaktur

Rabu, 7 Februari 2018 20:19 WIB

Agus Martowardojo Terima Penghargaan Governor of The Year se-Asia Pasifik Timur. Y. TOMI ARYANTO

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, mengatakan kapasitas industri manufaktur atau pengolahan memang harus terus ditingkatkan. Namun, menurut dia, manufaktur tidak akan berkembang tanpa didukung oleh sejumlah indikator penting lainnya.

"Manufaktur harus ditingkatkan karena bisa membuka lapangan kerja yang sangat besar," kata Agus usai menghadiri acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2018 di Fairmont Hotel, Jakarta, Rabu, 7 Februari 2018. "Sampai saat ini, Indonesia memang masih didominasi oleh sumber daya alam mentah, khususnya untuk ekspor."

Agus menilai setidaknya ada empat indikator yang harus dipenuhi oleh mendukung perkembangan manufaktur. Indikator pertama yaitu ketersediaan infrasruktur yang mencukupi, seperti jalan dan listrik. Indikator kedua yaitu investasi pada Sumber Daya Manusia (SDM). "Salah satunya lewat upaya peningkatan pendidikan vokasional yang juga tengah dilakukan pemerintah," ujarnya.

Simak: Sejak 2015, Indonesia Masuk 9 Besar Industri Manufaktur Dunia

Selanjutnya, kata Agus, kinerja kelembagaan juga harus diperbaiki, mulai dari kemudahaan bisnis hingga menciptakan iklim investasi yang baik. Indikator keempat, uajrnya, adalah peningkatan produktivitas dan inovasi. 'Tanpa inovasi seperti teknologi, Indonesia bisa kalah dengan negara lain yang telah lebih dulu memulai," tuturnya.

Advertising
Advertising

Saat ini, upaya peningkatan industri manufaktur memang telah digenjot oleh Pemerintah. Tiga sektor yang diprioritaskan pemerintah adalah industri kilang dan petrokimia, industri besi dan baja, serta industri kimia dasar. Kementerian Perindustrian sempat menyampaikan bahwa sejumlah subsektor juga yang akan menopang pertumbuhan manufaktur nasional pada 2018, untuk mencapai target target pertumbuhan industri pengolahan nonmigas tahun 2018 ditetapkan sebesar 5,67 persen.

Mantan Menteri Keuangan Indonesia era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Chatib Basri sendiri menilai manufaktur Indonesia saat ini memang belum berkontribusi besar. Terbukti dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kalah dibanding dengan negara tetangga di Asia Tenggara. "Di Kuartal III 2017, Filipina 6,9 persen, Malaysia 6,2 persen, Vietnam 7,5 persen, Indonesia hanya 5 persen," ujarnya.

Negara tetangga bisa mencatat pertumbuhan ekonomi yang lebih baik karena berbasis pada manufaktur, sedangkan Indonesia pada sumber daya alam mentah. Indonesia, kata Chatib, bisa masuk pada industri manufaktur intermediary seperti produk garmen, batik, hingga kerajinan. "Market seperti ini yang harus dimanfaatkan," ujarnya.

Berita terkait

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

12 jam lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

2 hari lalu

Penjualan Manufaktur Suku Cadang Lesu, Pendapatan VKTR Teknologi Turun

Pendapatan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk. (VKTR) turun karena penjualan manufaktur suku cadang lesu.

Baca Selengkapnya

Menperin Sebut Produk Apple Bisa Lebih Murah Kalau Proses Manufaktur di Indonesia

16 hari lalu

Menperin Sebut Produk Apple Bisa Lebih Murah Kalau Proses Manufaktur di Indonesia

Pemerintah menginginkan perusahan-perusahaan teknologi dunia seperti Apple menjadikan Indonesia sebagai bagian supply chain.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 15.724 Kemarin, Hari Ini Fluktuatif

59 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah ke Rp 15.724 Kemarin, Hari Ini Fluktuatif

Mata uang rupiah diprediksi fluktuatif pada Selasa, 5 Maret 2024. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Kemenperin Targetkan Espor Manufaktur 2024 Rp 302 T, Fokus Diversifikasi Produk Bernilai Tinggi

19 Februari 2024

Kemenperin Targetkan Espor Manufaktur 2024 Rp 302 T, Fokus Diversifikasi Produk Bernilai Tinggi

Industri manufaktur mendominasi barang ekspor Indonesia, mencapai 70 persen. Kemenperin menargetkan ekspor manufaktur 2024 capai Rp 302 T.

Baca Selengkapnya

Ekspor Produk Manufaktur Sentuh USD186,98 Miliar Sepanjang 2023

16 Februari 2024

Ekspor Produk Manufaktur Sentuh USD186,98 Miliar Sepanjang 2023

Secara porsi, industri manufaktur menyumbang 72,24 persen dari total nilai ekspor nasional.

Baca Selengkapnya

Investasi di Sektor Manufaktur Lampaui Rp 565 Triliun, Menperin: Terus Naik di Satu Dekade erakhir

15 Februari 2024

Investasi di Sektor Manufaktur Lampaui Rp 565 Triliun, Menperin: Terus Naik di Satu Dekade erakhir

Menperin menyebut, investasi industri makin tren dan mendorong pertumbuhan ekonomi serta tenaga kerja dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Menperin Agung Gumiwang Optimistis Industri Manufaktur di 2024 Bakal Makin Menggeliat

15 Januari 2024

Menperin Agung Gumiwang Optimistis Industri Manufaktur di 2024 Bakal Makin Menggeliat

Strategi Kementerian Perindustrian untuk meningkatkan kinerja industri manufaktur di 2024.

Baca Selengkapnya

Impor 3 Trainset KRL Baru, Bos KAI Commuter: Ada 5 Manufaktur Kami Prospek

11 Januari 2024

Impor 3 Trainset KRL Baru, Bos KAI Commuter: Ada 5 Manufaktur Kami Prospek

Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto mengatakan sudah menemukan beberapa referensi dari trainset KRL baru yang akan diimpor itu.

Baca Selengkapnya

Kinerja Industri Manufaktur Membaik, Namun Terkendala Harga Gas dan Pengendalian Impor

4 Januari 2024

Kinerja Industri Manufaktur Membaik, Namun Terkendala Harga Gas dan Pengendalian Impor

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan bahwa kinerja industri manufaktur membaik. Namun masih ada kendala.

Baca Selengkapnya