PLN: Operator 123 Harus Jawab Telepon Sebelum Dering Ketiga
Reporter
Antara
Editor
Anisa Luciana
Senin, 29 Januari 2018 12:02 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Cabang Balikpapan, Kalimantan Timur, memaksimalkan layanan pelanggan (call center) 123 dengan menginstruksikan seluruh operator sudah harus mengangkat telepon paling lambat pada dering ketiga.
"Bila sampai dering ketiga belum diangkat, operator yang bersangkutan akan mendapat sanksi berupa surat peringatan dari pimpinan," kata Kepala Kantor PLN Cabang Balikpapan Ahmad Syauqi di Balikpapan, Minggu, 28 Januari 2018.
Syauqi menjelaskan, layanan telepon PLN 123 berlaku 24 jam sehingga pelanggan bisa melaporkan gangguan atas distribusi listrik PLN dan juga meminta informasi mengenai tagihan listrik, hingga pasang sambungan baru.
Baca juga: Tambahan Pembangkit Listrik 1.358 MW Dioperasikan, Ini Sebarannya
Sambungan telepon 123 kerap menjadi sasaran kekesalan pelanggan karena layanan PLN yang dianggap tidak maksimal. Para operator yang menerima telepon itu pun menjadi yang terdepan dalam menerima dan mendengarkan pengaduan atau tumpahan kekesalan pelanggan tersebut.
Setiap telepon yang masuk direkam pembicaraannya, dan bila diperlukan rekaman pembicaraan dapat diputar ulang. Pelanggan mendapat pemberitahuan jika percakapan dengan operator telepon tersebut direkam.
"Operator yang menutup telepon saat pelanggan sedang berbicara juga dapat dikenai sanksi," kata Syauqi seraya menambahkan sanksi bisa berupa pemutusan hubungan kerja.
Baca juga: PLN: 96 Persen Penduduk Jawa Tengah Teraliri Listrik
Menurut Syauqi, informasi dari masyarakat yang menelepon ke nomor 123 tersebut digunakan oleh PLN untuk meningkatkan mutu layanan kepada masyarakat pelanggan.
"Apa pun itu masukan bagi kami, dan kami akan segera perbaiki agar layanan pasokan listrik pulih kembali," kata Syauqi.
Layanan prima itu diperlukan PLN untuk menarik minat pelanggan besar yang jadi target di tahun 2018 ini. PLN Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara saat ini memiliki daya lebih hingga 200 Megawatt.
ANTARA