Jokowi: Hati-hati dengan Revolusi Industri 4.0

Jumat, 19 Januari 2018 06:10 WIB

Presiden Joko Widodo menyampaikan pernyataan sikap terkait pernyataan sepihak Amerika Serikat atas diakuinya Yerusalem sebagai ibu kota Israel di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, 7 Desember 2017. Pemerintah Indonesia mengecam keras pernyataan Pemerintah Amerika Serikat dengan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, yang dikhawatirkan memicu guncangan stabilitas keamanan dunia. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta semua pihak berhati-hati dengan datangnya era revolusi industri 4.0, tak terkecuali, industri keuangan. "Saya kira industri keuangan juga harus bersiap diri menyongsong revolusi keempat ini," kata dia dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2018 di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis, 18 Januari 2018.

Jokowi menuturkan, era revolusi industri 4.0 berbasis digital, ilmu komputer, dan analisa big data. Implementasinya sudah terlihat dari beragam kreasi, salah satunya artificial intelligence (AI).

Baca: Soal Cantrang, Susi Pudjiastuti Minta Keputusan Jokowi Dihormati

Hasil dari revolusi lainnya, menurut Jokowi, adalah bioteknologi. Rekayasa di bidang agronomi dinilai bisa menjamin ketersediaan pangan di tengah bertambahnya populasi dunia dan berkurangnya lahan tanam.

Jokowi berpendapat kesulitan pangan tak akan terjadi karena nanti ada rekayasa pertanian bertingkat, pupuk yang berbeda, bibit yang sudah digarap melalui bioteknologi, hingga rekayasa lahan dan tanah sehingga luasan lahan sudah tidak relevan lagi dengan ketersediaan pangan. Dia mencontohkan Belanda. Negara yang luasnya kalah dari Indonesia itu mampu menjadi sumber pangan seperti susu dan daging. "Itu karena bioteknologi," ujarnya.

Advertising
Advertising

Oleh karena itu, Jokowi menilai perlu ada definisi ulang dengan perkembangan industri saat ini, terutama mengenai kerja dan kantor. Dunia digital mengurangi kebutuhan perusahaan beroperasi di kantor. "Kerja bisa di mana-mana sekarang," katanya.

Jokowi berkaca dari cara kerja anaknya. Dia bercerita melihat anaknya pada dini hari berbaring sambil bermain gawai. Saat disuruh tidur, anaknya mengaku sedang bekerja, bukan bermain. "Artinya bekerja dengan tidur, dengan dengan gelongsoran di lantai itu kerja sekarang ini. Tidak perlu lagi kantor," katanya. Dia mengatakan kantor tak akan lagi dibutuhkan dengan teknologi yang ada.

Revolusi industri seperti ini, menurut Jokowi, perlu disampaikan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat. "Saya kira hal-hal seperti ini harus mulai disampaikan karena semua bersiap dengan transisi," ujarnya.

Berita terkait

Pemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun

8 menit lalu

Pemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, yang bertugas sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Keanggotaan OECD, tengah merancang memorandum.

Baca Selengkapnya

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

1 jam lalu

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

YLKI menilai langkah Presiden Jokowi menghapus pembagian kelas BPJS Kesehatan hanya akan menguntungkan perusahaan asuransi swasta.

Baca Selengkapnya

Indonesia 'Ngotot' Masuk OECD, Apa Untungnya?

1 jam lalu

Indonesia 'Ngotot' Masuk OECD, Apa Untungnya?

Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis untuk membahas roadmap atau peta jalan menjadi anggota OECD.

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak Juri Ardiantoro yang Ditunjuk Jokowi Jadi Stafsus Presiden, Selain Grace Natalie

2 jam lalu

Rekam Jejak Juri Ardiantoro yang Ditunjuk Jokowi Jadi Stafsus Presiden, Selain Grace Natalie

Selain Grace Natalie, Jokowi juga menunjuk Juri Ardiantoro sebagai stafsus presiden. Berikut rekam jejak Juri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kumpulkan Menteri Membahas Keanggotaan Indonesia di OECD

3 jam lalu

Jokowi Kumpulkan Menteri Membahas Keanggotaan Indonesia di OECD

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumpulkan sejumlah menteri untuk membahas proses keanggotaan Indonesia di OECD.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Audiensi Pimpinan Pusat GP Ansor di Istana

3 jam lalu

Jokowi Terima Audiensi Pimpinan Pusat GP Ansor di Istana

Presiden Jokowi menerima audiensi pengurus pusat Gerakan Pemuda atau GP Ansor di Istana Negara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sebut Modal Utama Membangun IKN dari Dalam Negeri, Beda Strategi dengan Jokowi?

4 jam lalu

Prabowo Sebut Modal Utama Membangun IKN dari Dalam Negeri, Beda Strategi dengan Jokowi?

Presiden terpilih Prabowo menilai modal utama untuk memindahkan dan membangun IKN harus dari sumber daya yang ada di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Ini Beda Pelayanan BPJS Kesehatan Versi 3 Kelas dan KRIS

4 jam lalu

Ini Beda Pelayanan BPJS Kesehatan Versi 3 Kelas dan KRIS

Implementasi Kelas Rawat Inap Standar atau KRIS berorientasi pada peningkatan kualitas layanan kelas III pasien BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

5 jam lalu

82 Tahun Jusuf Kalla, Salah Satu Ikon Pengusaha Menjadi Politisi

Jusuf Kalla dikenal sebagai pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group, sebelum menjadi politisi, dua kali sebagai wapres.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Besaran Iuran BPJS Kesehatan setelah Diganti KRIS, Profil Grace Natalie hingga Lowongan Kerja di Kominfo

7 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Besaran Iuran BPJS Kesehatan setelah Diganti KRIS, Profil Grace Natalie hingga Lowongan Kerja di Kominfo

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Rabu, 15 Mei 2024 antara lain tentang besaran iuran BPJS Kesehatan setelah diganti sistem KRIS.

Baca Selengkapnya