2 Wilayah Ini Alami Defisit Listrik pada Akhir Tahun 2017
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 9 Januari 2018 10:19 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Hasil pantauan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sepanjang libur Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 menyebutkan sistem kelistrikan secara umum kondisinya aman terkendali. Meski begitu, ada dua daerah yang masih mengalami defisit listrik, yakni wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, pada 30 Desember 2017.
Anggota Komite BPH Migas, Muhammad Ibnu Fajar, mengatakan defisit listrik di antaranya terjadi karena ada gangguan pada pembangkit listrik. "Ada gangguan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Pulang Pisau unit 1 dan 2 dengan kapasitas masing-masing 42 megawatt (MW) serta gangguan di excess power pembangkit MSW Tanjung unit 2 berkapasitas 20 MW,” ucapnya, Selasa, 9 Januari 2018.
Baca: Asian Games 2018, PLN Tambah Daya Listrik Gardu Senayan
Gangguan tersebut mengakibatkan Sistem Barito mengalami pemadaman bergilir. Ibnu menyebutkan kondisi pembangkit tersebut pada 31 Desember 2017 secara berangsur-angsur pulih kembali dan Sistem Barito tidak mengalami kondisi defisit.
Selain itu, gangguan lain yang terjadi selama periode tersebut adalah gangguan pada kawat saluran udara tegangan menengah penyulang RSK di Sistem Sorong karena korosi dan umur peralatan yang menyebabkan terganggunya Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Klaseman. Akibat gangguan tersebut, Sistem Sorong sempat mengalami pemadaman beberapa jam.
Pada awal 2018, gangguan juga terjadi pada Interbus Transformer/IBT-1 dan IBT-2 Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Gandul serta Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Karang. Gangguan tersebut menyebabkan terjadinya pemadaman listrik di sebagian wilayah Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Tangerang Selatan.
Adapun beban puncak listrik nasional selama periode libur Natal dan tahun baru tercatat berada di bawah daya mampu nasional. Beban puncak nasional tertinggi terjadi pada H+11 atau 5 Januari 2018 sebesar 33.269 MW dan beban puncak nasional terendah terjadi pada H+7 atau 1 Januari 2018 sebesar 21.326 MW.