YLKI Catat 8 Kasus Saat Negara Tak Lindungi Konsumen

Kamis, 28 Desember 2017 14:27 WIB

Para jamaah korban penipuan oleh First Travel mendatangi kantor tim pengurus penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU) di Grand Wijaya Center Blok F 10, 8 September 2017. First Travel resmi berstatus Penundaan Kewajiban Pembayaran utang (PKPU). TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI mencatat ada sejumlah kasus yang menjadi indikator negara tak bisa melindungi konsumen. "Hak-hak konsumen termarginalkan secara signifikan," kata Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi, Kamis, 28 Desember 2017.

Delapan kasus itu di antaranya penipuan oleh biro umrah, termasuk First Travel. Pada 2017, menurut Tulus, YLKI menerima 22.655 pengaduan jemaah yang tidak diberangkatkan oleh biro umrah, termasuk First Travel. "Telantarnya puluhan ribu calon jemaah umrah bukti kuat negara tidak hadir untuk melindungi kepentingan konsumen secara sesungguhnya," ujarnya.

Catatan kedua adalah kasus proyek pembangunan Meikarta. Dalam kasus ini, menurut Tulus, negara juga tak hadir karena megaproyek berskala nasional itu hanya berbekal izin dari pemerintah setempat. "Tragisnya, negara justru berpihak pada Meikarta, seperti tecermin dalam pernyataan Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, yang mendukung penuh Meikarta," kata Tulus.

Ia melanjutkan, dalam kasus lain, negara justru menyebabkan kegaduhan baru yang tidak produktif bagi kepentingan masyarakat. Misalnya, dalam kasus pendaftaran ulang pemegang kartu prabayar seluler, wacana kebijakan penyederhanaan tarif listrik, dan penerapan transaksi nontunai.

Dalam ketiga kasus itu, ujar Tulus, negara tidak berkonsultasi lebih dulu ke publik sebelum menerapkan kebijakan tersebut.

Tulus mengkritik pula ketidakberdayaan negara melindungi hak dan kepentingan konsumen serta publik ditandai pula dengan kebijakan yang sering kali berorientasi terhadap pasar atau pro-market oriented. Kasus ini misalnya tecermin dalam kebijakan tarif atau stabilisasi stok kebutuhan pangan.

Dalam hal tarif dasar listrik atau bahan bakar minyak, misalnya, terdapat bukti kuat negara sangat pro terhadap tekanan pasar. Sedangkan dalam kasus kebijakan impor bahan pangan seperti beras, Presiden Joko Widodo mengingkari janji kampanyenya.

Kasus lain yang menjadi perhatian YLKI adalah gas elpiji 3 kilogram yang mencerminkan negara kedodoran memenuhi kebutuhan dasar masyarakat menengah ke bawah. Selain itu, program bahan bakar minyak (BBM) satu harga, menurut Tulus, rawan kebocoran. "Pasokan BBM satu harga justru dirusak oleh penyalur-penyalur lokal yang melibatkan oknum pejabat daerah," ucapnya.

Penjualan BBM dengan RON 88/89 oleh swasta, menurut Tulus, turut mengundang keprihatinan. Padahal produk BBM dengan RON 88/89 sangat jauh dari ideal karena belum lulus Euro 1. Sedangkan regulasi nasional dan standar internasional mewajibkan Euro 4.

Tulus melanjutkan, sepanjang 2017, konsumen yang bersikap kritis memperjuangkan haknya justru dikriminalisasi pelaku usaha. Catatan lainnya di bidang kesehatan, negara tak mampu menciptakan masyarakat yang sehat, ditandai dengan dominannya penyakit katastropik pasien BPJS. Dan inilah yang menyebabkan finansial BPJS mengalami pendarahan serius. Pada 2016 BPJS merugi Rp 9 triliun, dan pada 2017 diprediksi merugi Rp 12 triliun.

"Penyebab utama itu semua adalah perilaku tidak sehat. Tingginya aktivitas merokok di kalangan masyarakat sangat mengkhawatirkan. Ironisnya, pemerintah masih galau menaikkan cukai rokok," kata Tulus.

Dia pesimistis pada 2018 akan terjadi perbaikan dalam perlindungan hak-hak konsumen. Pada tahun politik, pengeluaran akan lebih banyak dilakukan untuk kepentingan politik. "Kebijakan yang diambil akan dominan sebagai bentuk kamuflase belaka," ujarnya.

Menurut Tulus, bisa jadi setelah pemilihan presiden 2019, rakyat harus bersiap menghadapi kenaikan harga yang sempat tertunda sebelumnya. Harga yang berpotensi naik antara lain tarif listrik, BBM, dan gas bersubsidi.

Berita terkait

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

3 hari lalu

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

Bea Cukai sedang disorot karena kasus bea masuk impor yang mahal. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan ada sejumlah aduan serupa.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: YLKI Minta Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

5 hari lalu

Terpopuler: YLKI Minta Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

Berita terpopuler Tempo: YLKI menuntut pemberantasan Pinjol ilegal, Menkominfo Budi Arie sebut judi online seperti hantu.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: YLKI Minta Akar Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

5 hari lalu

Terpopuler: YLKI Minta Akar Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

Berita terpopuler Tempo: YLKI menuntut pemberantasan Pinjol ilegal, Menkominfo Budi Arie sebut judi online seperti hantu.

Baca Selengkapnya

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

5 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

6 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Pembatasan BBM Bersubsidi Samarkan Kenaikan Harga, YLKI Dorong Subsidi Tertutup

51 hari lalu

Pembatasan BBM Bersubsidi Samarkan Kenaikan Harga, YLKI Dorong Subsidi Tertutup

Pengurus YLKIAgus Suyatno menilai kebijakan pembatasan BBM bersubsidi jenis Pertalite dan Bio Solar distorsi terminologi kenaikan harga.

Baca Selengkapnya

Pembelian Pertalite Akan Dibatasi, YLKI: Daya Beli Konsumen Terpukul

52 hari lalu

Pembelian Pertalite Akan Dibatasi, YLKI: Daya Beli Konsumen Terpukul

Pengurus Harian YLKI Agus Suyatno menilai kebijakan pembatasan pembelian BBM subsidi seperti Pertalite ini akan memukul daya beli konsumen.

Baca Selengkapnya

Konser Ed Sheeran Pindah dari GBK ke JIS H-2 Minggu, Penggemar Mengadu ke YLKI

17 Februari 2024

Konser Ed Sheeran Pindah dari GBK ke JIS H-2 Minggu, Penggemar Mengadu ke YLKI

Sejumlah pembeli tiket konser Ed Sheeran di Jakarta kecewa dan minta refund ke promotor karena lokasinya tidak sesuai dengan yang dijanjikan di awal.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kerugian Kemacetan Jabodetabek Rp 100 Triliun, YLKI: Batasi Kendaraan Pribadi

5 Februari 2024

Jokowi Sebut Kerugian Kemacetan Jabodetabek Rp 100 Triliun, YLKI: Batasi Kendaraan Pribadi

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tanggapi pernyataan Jokowi dan menyarankan pemerintah batasi kepemilikan kendaraan pribadi.

Baca Selengkapnya