Cina Cabut Larangan Terbang ke Bali, Pariwisata Pulih?
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 28 Desember 2017 11:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata, Vinsensius Jemadu, mengatakan larangan terbang ke Bali oleh pemerintah Cina sudah direvisi. Jika sebelumnya pemerintah Cina mengeluarkan travel advice ke Pulau Dewata terkait dengan erupsi Gunung Agung hingga 4 Januari 2018, belakangan larangan itu diubah.
”Larangannya sudah tidak berlaku. Per 26 Desember 2017, semua sudah boleh terbang ke Bali,” ujar Vinsensius, Kamis, 28 Desember 2017. Ia memperkirakan pariwisata Bali bakal kembali bergairah setelah keputusan pemerintah Cina tersebut.
Baca: Pulihkan Pariwisata Bali Usai Erupsi Gunung Agung Butuh Rp 100 M
Sebelumnya peringatan yang disertai dengan larangan maskapai asal Cina untuk mendarat di Bali itu turut mempengaruhi industri pariwisata setempat. Pasalnya, kata Vinsensius, wisatawan Cina akan menjadi stimulus signifikan untuk pertumbuhan penumpang internasional. Selama ini, Cina masih menjadi penyumbang kunjungan wisatawan mancanegara tertinggi ke Bali dan sejumlah destinasi lainnya di Indonesia.
Sepanjang Januari-Juli 2017, jumlah turis Cina ke Bali menembus 896 ribu orang. Angka itu jauh di atas Australia yang ada di urutan kedua dengan 632 ribu wisatawan.
Lalu lintas udara dari Cina ke Bali pun diyakini bakal kembali padat. Pada kondisi normal saja, setiap harinya ada 30 rute penerbangan reguler dan carter dari Cina ke Bali.
Sejumlah maskapai asal Cina dan Taiwan yang melayani penerbangan langsung ke Bali adalah Air China, China Southern, Eva Air, Xiamen Airlines, dan China Eastern. "Periode 18-24 Desember 2017, pergerakan pesawat di bandara meningkat 10,45 persen dibanding periode sama tahun lalu. Wisatawan asing pasti akan menyusul naik. Apalagi telah dicabutnya travel advice oleh pemerintah China," kata Vinsensius.
Terhitung hingga Ahad, 24 Desember 2017 lalu, sebanyak 14.274 wisatawan asing sudah masuk melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar. Pencabutan larangan terbang ini juga diyakini membuat restoran, hotel, tempat wisata, pusat hiburan dan belanja, toko oleh-oleh, bus, taksi hingga guide di Bali makin berpeluang mendulang pendapatan ekstra.
Kehadiran Presiden ke Kuta, Bali belum lama ini, menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya juga telah membuktikan bahwa pulau itu sepenuhnya aman. Oleh karena itu, wajar bila Pemerintah Cina langsung mencabut travel advice yang sudah ditetapkan. "Tanpa banyak bicara kehadiran Presiden kemarin telah membuktikan bahwa Bali sepenuhnya aman. Jadi tunggu apa lagi? Yuk ke Bali," katanya.