TEMPO.CO, Denpasar - Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebutkan dibutuhkan kegiatan promosi pariwisata Bali besar-besaran, khususnya setelah fase erupsi Gunung Agung. Promosi sebagai upaya pemulihan ini setidaknya membutuhkan anggaran Rp 100 miliar. "Total Rp 100 miliar untuk promosi," ujarnya usai bertemu dengan para pemangku kepentingan pariwisata di Bali Tourism Board, Denpasar, Senin, 18 Desember 2017.
Salah satu bentuk promosi tersebut, kata Arief, yaitu penjualan (selling). "Kalau selling itu langsung menjual diskon 40-50 persen," ujarnya. Arief menjelaskan hal tersebut berlaku untuk turis domestik dan mancanegara.
Baca: Luhut: Banyak Turis Mau Lihat Letusan Gunung Agung
Arief menjelaskan kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali tidak mencapai target yang ia patok tahun ini. "Saya menargetkan Bali itu 6 juta (wisatawan mancanegara)," katanya.
Namun ia memperhitungkan di pengujung tahun 2017, kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali sejumlah 5,5 juta orang. Meskipun demikian, ditinjau dari awal tahun sampai bulan Oktober 2017, kunjungan wisatawan mancanegara sudah bagus, yakni mencapai 5 juta orang.
Aktivitas Gunung Agung dalam fase erupsi tidak bisa diprediksi. Tetapi Arief tetap mengejar target kunjungan wisatawan mancanegara yang lebih tinggi untuk tahun depan. "Bali target tahun depan 7 juta (kunjungan wisatawan mancanegara), tidak boleh turun," ucapnya.
Target tersebut, menurut Arief, telah mempertimbangkan perbandingan jumlah wisatawan diBangkok. "Bangkok itu 18 juta (kunjungan) mengalahkan Bali. Di sana kota, di sini pulau, jauh lebih apa pun Bali daripada Bangkok," tuturnya.