Peringkat Utang Naik, Sri Mulyani: Ini Momentum Perbaikan Ekonomi

Kamis, 21 Desember 2017 15:44 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap kenaikan peringkat utang Indonesia oleh Fitch Ratings bisa semakin memacu kinerja perekonomian. "Saya rasa assessment yang sifatnya positif tentu menjadi suatu momentum yang akan terus kami gunakan untuk meningkatkan kinerja perekonomian Indonesia," katanya saat ditemui di Istana Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis, 21 Desember 2017.

Sri Mulyani menyebut kinerja perekonomian yang dimaksud di antaranya dari sisi pertumbuhan, penciptaan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, dan kesenjangan. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang semakin sehat akan digunakan sebesar-besarnya untuk pembangunan nasional. "Jadi kami senang dengan upgrade ini dan seharusnya lebih baik lagi, akan kami usahakan," ujarnya.

Baca: Fitch Naikkan Peringkat Utang, BI: Level Tertinggi sejak 1995

Peningkatan peringkat utang ini juga menjadi salah satu konfirmasi mengenai pengelolaan keuangan negara yang cukup baik, termasuk APBN. Selain itu, kata Sri Mulyani, hal tersebut menjadi konfirmasi pengelolaan perekonomian secara keseluruhan.

Pernyataan Sri Mulyani menanggapi lembaga pemeringkat Fitch Ratings (Fitch) yang meningkatkan peringkat Republik Indonesia dari BBB- atau Outlook Positif menjadi BBB atau Outlook Stabil pada 20 Desember 2017. Peringkat itu didasari pengamatan Fitch tentang menguatnya ketahanan ekonomi Indonesia terhadap sektor eksternal yang didukung kebijakan makroekonomi secara konsisten yang diarahkan untuk menjaga stabilitas.

Penguatan ini berdampak pada kebijakan nilai tukar yang lebih fleksibel, cadangan devisa yang meningkat tajam, kebijakan moneter yang mampu mengatasi gejolak aliran modal, serta kebijakan makroprudensial yang mampu mengendalikan utang luar negeri korporasi.

Selain itu, penguatan ketahanan ekonomi itu menyebabkan terjadinya pendalaman pasar keuangan yang mampu meningkatkan stabilitas pasar finansial serta penetapan asumsi ekonomi makro dalam APBN pemerintah yang kredibel.

Faktor lain yang mendukung perbaikan peringkat utang adalah upaya sinergi pemerintah dalam reformasi struktural yang mampu meningkatkan iklim investasi, seperti tecermin dari meningkatnya peringkat kemudahan berusaha (ease of doing business).

Kebijakan ini juga mendorong penguatan ketahanan ekonomi dari tekanan global seiring dengan meningkatnya arus modal asing (FDI), yang diperkirakan dapat menutup defisit transaksi berjalan dalam beberapa tahun ke depan.

Fitch juga mengakui bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap kuat dan beban utang pemerintah tetap rendah dibandingkan dengan negara-negara yang memiliki tingkat perekonomian setara. Sementara itu, eksposur pemerintah dinilai terbatas atas risiko sektor perbankan yang didukung rasio kecukupan modal yang cukup tinggi dan kredit bermasalah yang semakin terkendali.

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

7 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

8 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

10 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

19 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

23 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

3 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya