Sri Mulyani: Barang Tak Berwujud Bakal Dikenakan Bea Masuk

Sabtu, 9 Desember 2017 11:42 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan pemerintah berencana mengenakan bea masuk untuk barang impor tak berwujud (intangible goods) yang diperdagangkan secara elektronik. Rencana itu diharapkan bisa terlaksana tahun depan. Beberapa intangible goods yang dimaksud berupa e-book, software, dan sebagainya yang tidak memiliki wujud.

Pemerintah, kata Sri Mulyani, tengah mengajukan permohonan kepada World Trade Organization (WTO) untuk mengizinkan penarikan bea masuk intangible goods. Saat ini Indonesia dan negara berkembang lainnya terikat moratorium pengenaan bea masuk atas barang tak berwujud yang diperdagangkan secara elektronik sejak 1998.

Baca: Sri Mulyani Ingatkan Soal Bitcoin: Jangan Sampai Ada Bubble

"Kami sedang koordinasi antar menteri supaya keputusan mengenai moratoriun ini bisa ditinjau dan untuk Indonesia bisa jalan (mengenakan bea masuk tak berwujud)," kata Sri Mulyani di Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jumat malam, 8 Desember 2017.

Sri Mulyani akan terus mengkaji dan memantau perkembangan rencana ini. "Moratorium ini kan hanya berhubungan dengan bea masuk. Kalau PPN dan lainnya masih bisa dipungut. Jadi ya lihat saja nanti," ujarnya.

Advertising
Advertising

Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi mengatakan terdapat potensi penerimaan negara dari intangible goods seiring perkembangan pesat bisnis e-commerce, terutama di Asia Pasifik. Dampaknya, tren jual beli terhadap barang tak berwujud juga mengalami perubahan. "Sebelumnya intangible goods dikemas secara fisik untuk dijual, namun saat ini telah berubah menjadi digital," kata dia seperti dilansir keterangan tertulis, Selasa, 21 November 2017.

Heru mengatakan pemerintah menghadapi sejumlah tantangan untuk menerapkan bea masuk terhadap barang tersebut. Salah satunya terkait dengan tata kelola pengenaan pungutan kepabeanan terhadap intangible goods yang belum ditetapkan World Customs Organization (WCO) . "Tantangannya ialah bagaimana mendeteksi transaksi dan mengenakan pungutan kepabeanan atas transasksi tersebut," ujarnya.

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

10 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

18 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

1 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

1 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

1 hari lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

3 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya