Prediksi Biaya Kereta Semi Cepat Jakarta-Surabaya Lampaui Plafon

Sabtu, 9 Desember 2017 09:08 WIB

Rute Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Diubah

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah masih menunggu hasil kajian ihwal proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya yang sesuai anggaran. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri menyebutkan hasil kajian yang ada saat ini menyebutkan biaya yang dibutuhkan masih melampaui plafon yang ditetapkan.

“Iya (masih di atas plafon). Yang BPPT juga masih agak tinggi,” kata Zulfikri di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat pada Jumat, 8 Desember 2017.

Baca: Kereta Cepat Tempuh Jakarta-Surabaya dalam 5,5 Jam

Yang dimaksud Zulfikri yakni studi kelayakan (feasibility study) oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Sedangkan terkait anggaran, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya mengatakan pemerintah menginginkan bujet yang digunakan tak lebih dari Rp 60 triliun.

Menurut Zulfikri, JICA dan BPPT saat ini masih mengkaji skema teknologi yang akan digunakan dalam proyek kereta semi cepat itu. Zulfikri mengatakan mereka belum fokus membahas ihwal biaya. “Belum (tahu berapa total biayanya), sekarang masih pre-fs (pra studi kelayakan)," ujarnya. "Jadi pendekatannya lebih ke pendekatan demand, kapasitas, teknis. Biaya masih nanti."

Zulfikri mengatakan pemerintah masih menghitung untung rugi dari tiap opsi yang ada. Beberapa hal yang dibahas yakni ihwal perlintasan sebidang (loopline), pembangunan lintasan baru atau menggunakan jalur lama (existing) dengan sejumlah perbaikan.

Pembangunan jalur baru pun memuat dua opsi, yakni narrow gauge atau standard gauge. "Di antara standard dan narrow itu kan sesuatu yang sama cuman kapasitas bisa lebih cepat. Hitung-hitungan total cost kami bicara nanti," kata Zulfikri.

Zulfikri mengatakan studi kelayakan proyek kereta semi cepat itu ditargetkan selesai pada Maret 2018, mundur dari target sebelumnya agar studi kelayakan selesai pada akhir tahun ini. Pembangunan kereta semi cepat ini diproyeksikan dapat memangkas waktu tempuh Jakarta Surabaya menjadi 5 hingga 5,5 jam.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sebelumnya mengatakan proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya akan menggunakan rel eksisting. Ini dilakukan agar pembangunan proyek bisa dilakukan lebih cepat dan menyelesaikan persoalan perlintasan sebidang.

Penggunaan jalur eksisting dilakukan agar pembangunan bisa cepat karena stasiunnya akan tetap. Selain itu, penggunaan rel tersebut diharapkan bisa menyelesaikan 500-800 perlintasan sebidang di jalur kereta antara Jakarta dan Surabaya. "Artinya memberikan banyak manfaat kepada banyak kota, tidak macet. Selain itu, membuat daerah-daerah lebih safe," ujar Budi awal September lalu.

AMIRULLAH

Advertising
Advertising

Berita terkait

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

10 jam lalu

Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Belum Aman untuk Penerbangan

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan Bandara Sam Ratulangi, Manado belum aman untuk penerbangan akibat erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

11 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

MRT Bakal Perbarui Mesin Pembaca Kartu

16 jam lalu

MRT Bakal Perbarui Mesin Pembaca Kartu

PT MRT Jakarta (Perseroda) berencana memperbarui mesin pembaca kartunya dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

18 jam lalu

Bandara Adi Soemarmo Solo Turun Status dari Bandara Internasional Jadi Bandara Domestik, Ini Profilnya

Kemenhub tetapkan Bandara Adi Soemarmo turun status dari bandara internasional menjadi bandara domestik. Ini kekhawatiran Sandiaga Uno,

Baca Selengkapnya

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

19 jam lalu

Kemenhub Putuskan Hanya 17 Bandara Internasional dan 17 Bandara Domestik di Indonesia, Apa Beda Keduanya?

Kemenhub tetapkan 17 bandara internasional dan 17 bandara domestik di Indonesia. Kenapa?

Baca Selengkapnya

KA Lodaya Kini Gunakan Kereta Stainless Steel New Generation

19 jam lalu

KA Lodaya Kini Gunakan Kereta Stainless Steel New Generation

PT KAI Daop 2 Bandung mengoperasikan KA Lodaya relasi Bandung-Solo Balapan dengan Kereta Eksekutif dan Kereta Ekonomi Stainless Steel New Generation.

Baca Selengkapnya

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

1 hari lalu

Jumlah Kendaraan Listrik Mencapai 133 Ribu

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah kendaraan listrik saat ini mencapai 133 ribu.

Baca Selengkapnya

LRT Jabodebek Layani 3,8 Juta Penumpang pada Triwulan I Tahun Ini

3 hari lalu

LRT Jabodebek Layani 3,8 Juta Penumpang pada Triwulan I Tahun Ini

Light Rail Transit atau LRT Jabodebek mencatat jumlah pengguna selama Triwulan pertama 2024 mencapai 3.841.554 orang.

Baca Selengkapnya

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

3 hari lalu

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

Kementerian Perhubungan memutuskan hanya ada 17 bandar udara yang berstatus bandara internasional dari semula 34 buah.

Baca Selengkapnya

11 Kereta Dihentikan Sementara saat Gempa Garut

4 hari lalu

11 Kereta Dihentikan Sementara saat Gempa Garut

Sebanyak 11 kereta diminta berhenti sementara saat gempa Garut yang terjadi pada Sabtu, 27 April 2024 pukul 23.29 WIB.

Baca Selengkapnya