Ini Yang Perlu Diwaspadai dari Bitcoin
Reporter
Vindry Florentin
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Sabtu, 2 Desember 2017 20:39 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Harga Bitcoin terus meningkat. Sejumlah sentimen positif membuat pergerakannya hingga berada di kisaran US$ 11 ribu.
Salah satu sentimen terbaru berasal dari Amerika. Operator tukar derivatif terbesar di dunia, CME Group, menyatakan bakal menjual Bitcoin Futures pada 18 Desember 2017. Kebijakan tersebut mendorong kenaikan harga Bitcoin.
Namun kenaikan itu memicu aksi ambil untung. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan langkah tersebut bisa menyebabkan harga Bitcoin anjlok. Contohnya, kemarin, saat Bitcoin turun harga di kisaran US$ 9 ribu. "Penurunannya lebih disebabkan oleh aksi spekulasi dari pemain jangka pendek," kata dia saat dihubungi, Sabtu, 2 Desember 2017.
Simak: Bitcoin Diprediksi Tembus US$ 13 Ribu, Ini Indikasinya
Risiko lainnya adalah tidak ada regulasi yang menjamin pasar Bitcoin. Bhima menyebutkan kondisi itu berpotensi memunculkan serangan spekulan berikutnya dan menjatuhkan harga lebih tajam. "Jadi potensi bubble Bitcoin masih cukup besar," ujar dia.
Namun Bhima optimistis aksi spekulan untuk menjual secara besar-besaran hanya sementara. Dalam empat bulan ke depan, dia memprediksi harga Bitcoin akan naik bahkan hingga menembus US$ 13 ribu.
Dia juga memperkirakan pembeli Bitcoin akan bervariasi. "Mulai fund manager kelas kakap hingga ibu-ibu rumah tangga," kata dia.