Foto kombinasi Shahba Mall, salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Aleppo, Suriah sebelum hancur pada 12 Desember 2009 (kiri) dan usai hancur akibat penyerangan pada 16 Oktober 2014. Diperkirakan lebih dari 20.000 warga telah mengungsi dari kota ini. REUTERS
TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Pembina Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia Handaka Santosa menyatakan pelaku bisnis retail harus mengatur strategi agar tak kalah bersaing dengan gerai toko online. Menurut dia, pengunjung akan tetap menyambangi retail pada akhir tahun meski e-commerce juga menyelenggarakan Hari Belanja Online Nasional.
Menurut dia, strategi agar toko retail tidak kalah dengan e-commerce adalah terus berinovasi untuk menggaet pengunjung, khususnya pada musim belanja tinggi seperti saat ini, yakni menjelang Natal dan tahun baru.
Ia mencontohkan, pelaku retail bisa menyediakan produk yang tidak dijual di e-commerce atau ikut menjual produk yang menjadi incaran di e-commerce dengan harga lebih murah serta menghadirkan pengalaman berbeda secara langsung.
“Misalnya, di dalam toko ada barber shop atau salon kecantikan. Hal seperti itu tidak bisa didapatkan pengunjung ketika berbelanja online,” ujarnya saat dihubungi Tempo pada Jumat, 1 Desember 2017.
Ia pun melihat masih banyak pengunjung yang mendatangi retail bukan semata karena diskon, tapi juga mencari produk baru. “Ada yang karena diskon, tapi ada juga yang karena mereka hanya menemukan produk baru itu saat datang ke toko,” ucapnya.
Selain itu, Handaka menuturkan e-commerce pun tengah gencar membuka toko offline. “Atau istilahnya o2o (online to offline),” tuturnya. Pemilik bisnis retail pun bisa mengadaptasi metode yang sama. Ia menjelaskan, layanan tersebut memungkinkan pengunjung bertransaksi secara online, tapi bisa diambil di toko.
“Bisa order via online, tapi ambil barangnya di gerai kami yang ada di mal terdekat. Jadi itu strategi bisnisnya,” katanya.