Privatisasi Menunggu UU BUMN Disahkan

Reporter

Editor

Kamis, 14 Agustus 2003 17:18 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:" Kita sudah jual sesuai apa yang diinginkan publik, tapi masih saja disebut merugikan negara," ujar Laksamana. Privatisasi Badan Usaha Milik Negara akan menunggu pengesahan UU BUMN yang kini masih digodok oleh DPR. "Kita masih konsentrasi persiapan intern, seperti pengesahan undang-undang ini," kata Menteri Negara BUMN Laksamana Sukardi di Gedung MPR/DPR Jakarta, Selasa (15/4). Laksamana mengaku pihaknya akan taat azas dengan mematuhi prosedur penjualan perusahan negara. Menurutnya, persiapan yang dilakukan pihaknya meliputi dokumentasi persetujuan dan undang-undang yang mengaturnya. Saat ini, katanya, merupakan waktu yang tepat untuk mempersiapkan keadaan ekonomi yang lebih baik. Laksamana mencontohkan situasi dunia akibat invasi Amerika Serikat dan sekutunya ke Irak membuat situasi pasar tidak sehat. Akibatnya, kata Laksamana, para pemodal tak semangat menanamkan modalnya di negara lain. "Orang juga malas bepergian ke luar negeri," katanya. Jika keadaan sudah memungkinkan, kata menteri dari PDI P ini, pihaknya baru akan ancang-ancang untuk menjual perusahaan negara ke swasta. Tapi, "Meski sudah dapat persetujuan, kalau timing-nya tidak pas, saya hold dulu," katanya. Ia mencontohkan rencana penjualan Indofarma dan Bank Mandiri yang, disebutnya, masih menunggu waktu yang tepat untuk penjualan. "Kalau keadaan sudah memungkikan baru kita lakukan," ia menegaskan. Menurut Laksamana, privatisasi BUMN sangat ditentukan faktor eksternal yang tak bisa dikendalikan oleh dirinya sebagai menteri. "Kalau secara intern kami sudah lakukan persiapan-persiapan," imbuhnya. Dia berharap pembahasan RUU BUMN rampung menjelang selesainya masa sidang DPR pada Juni mendatang. Saat ini RUU itu baru diserahkan kemerintrian BUMN dan baru pembahasan daftar inventaris masalah yang diusulkan setiap fraksi. Kata Laksamana, pihaknya tak mau dihujat terus-menerus dengan melakukan kesalahan dalam menjual perusahan milik negara seperti kejadian terdahulu. "Kita sudah jual sesuai apa yang diinginkan publik, tapi masih saja disebut merugikan negara," ujar Laksamana. (Bagja Hidayat - TNR)

Berita terkait

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

2 menit lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mengintip Liburan Mewah di Laut Merah ala Cristiano Ronaldo

3 menit lalu

Mengintip Liburan Mewah di Laut Merah ala Cristiano Ronaldo

Ronaldo memotret Laut Merah dan menandai kunjungannya ke The St. Regis Resort Red Sea, sebuah properti mewah yang menjadi perhatian.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

7 menit lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pengamat Ungkap Syarat Calon Lain Bisa Imbangi Khofifah di Pilkada Jatim 2024, Apa Saja?

10 menit lalu

Pengamat Ungkap Syarat Calon Lain Bisa Imbangi Khofifah di Pilkada Jatim 2024, Apa Saja?

Khofifah dinilai menjadi calon terkuat pada Pilkada Jatim 2024.

Baca Selengkapnya

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan dari Pemerintah: Iriana, Anwar Usman, dan Bobby Nasution

13 menit lalu

Daftar Keluarga Jokowi yang Terima Penghargaan dari Pemerintah: Iriana, Anwar Usman, dan Bobby Nasution

Sejumlah keluarga Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendapat penghargaan dari pemerintah: Iriana, Bobby Nasution, dan Anwar Usman.

Baca Selengkapnya

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

20 menit lalu

Hari Ketiga Usai Gempa Garut, 267 Rumah Warga Terdampak dan 11 Warga Terluka

Sebanyak 267 rumah warga terdampak gempa yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Usulkan Pembagian IUP ke Ormas Keagamaan, Bahlil: Nanti Dicarikan Partner

23 menit lalu

Usulkan Pembagian IUP ke Ormas Keagamaan, Bahlil: Nanti Dicarikan Partner

Menurut Bahlil, pembagian IUP untuk ormas keamaaan bukan masalah selagi dilakukan sesuai dengan baik.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

23 menit lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Saksi Ungkap Kementan Keluar Uang Rp 3 Juta per Hari untuk Makan Online dan Laundry di Rumah Dinas SYL

26 menit lalu

Saksi Ungkap Kementan Keluar Uang Rp 3 Juta per Hari untuk Makan Online dan Laundry di Rumah Dinas SYL

Saksi mengungkapkan Kementan kerap keluar uang Rp 3 juta per hari untuk keperluan makan online dan laundry di rumah dinas SYL.

Baca Selengkapnya

NTB Berhasil Mengelola Sampah Hingga 64 persen

28 menit lalu

NTB Berhasil Mengelola Sampah Hingga 64 persen

Sebagai tujuan wisata nasional berkomitmen menjaga destinasi tetap bersih dan nyaman.

Baca Selengkapnya