Pabrik Bir Bintang Punya Galeri Sejarah, Mari Intip Isinya

Jumat, 3 November 2017 20:01 WIB

Seorang pekerja memeriksa kemasan Bir Bintang saat diproduksi di PT Multi Bintang Indonesia, Tangerang, Banten, 17 April 2015. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Mojokerto - PT Multi Bintang Indonesia (MBI) sebagai produsen bir terbesar di Indonesia, yakni Bir Bintang, terus berinovasi. Tidak hanya inovasi di bidang produk minuman alkohol dan non-alkohol, kali ini MBI meresmikan Bintang Gallery. Galeri ini berisi sejarah berdirinya pabrik bir yang berinduk dengan Heineken Group tersebut sejak berdiri di Surabaya sampai pindah ke Kabupaten Mojokerto.

Peresmian Bintang Gallery ini dilakukan bersamaan dengan puncak peringatan 20 tahun pabrik PT MBI di Desa Sampangagung, Kecamatan Kutorejo, Kabupaten Mojokerto. Sejumlah petinggi PT MBI pun hadir, di antaranya Presiden Komisaris Cosmas Batubara dan Presiden Direktur Michael Chin. Sedangkan pejabat pemerintah daerah yang datang antara lain Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi.

“Selama 20 tahun keberadaan pabrik di Sampangagung ini tak lepas dari sambutan masyarakat dan dukungan pemerintah daerah yang sangat baik,” kata Cosmas di Mojokerto, Jumat, 3 November 2017.

Simak: Produsen Bir Bintang: Kami Punya Produk Non-Alkohol

Cosmas menambahkan, misi perusahaan tidak hanya pada produksi dan pemasaran produk, tapi juga membantu masyarakat sekitar. “Kami terus mengadakan kegiatan berkelanjutan sebagai bentuk dukungan pada masyarakat, seperti kegiatan berbasis lingkungan,” ujarnya. Kegiatan tersebut di antaranya penanaman ribuan bibit di daerah hulu untuk menjaga sumber mata air, yang menjadi sumber penghidupan masyarakat ataupun bahan baku perusahaan dalam memproduksi minuman.

Pungkasiadi berharap PT MBI bisa memberikan kontribusi berupa bantuan program pembangunan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR). “Tahun 2018, kami punya sekitar 4.000 titik pekerjaan dan kami berharap MBI bisa membantu dalam bentuk CSR,” ucapnya.

Para undangan sempat melihat isi galeri yang memamerkan bukti-bukti sejarah berdirinya pabrik bir terbesar di Indonesia tersebut. Perusahaan ini pertama kali didirikan sebagai Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen pada 21 November 1931 di Surabaya dan memproduksi Java Bier, yang merupakan cikal bakal Bir Bintang. Kemudian Heineken Group menjadi pemegang saham utama perusahaan dan berubah nama menjadi Heineken.

Sempat diambil alih pemerintah Indonesia dalam masa nasionalisasi, tapi akhirnya diambil alih kembali Heineken hingga membentuk PT Multi Bintang Indonesia sampai sekarang. Pada 1997, pabrik di Surabaya resmi pindah ke Mojokerto, dan hingga kini MBI punya dua pabrik, yakni di Tangerang yang berdiri pada 1973 dan di Mojokerto sejak 1997.

Selain memamerkan foto-foto dan surat dokumentasi terkait dengan berdirinya perusahaan, Bintang Gallery juga memajang sejumlah peralatan kuno dan modern yang pernah digunakan dalam proses pembuatan bir, mulai timbangan, tabung penggiling, pipa penuang bir, hingga mesin sensor botol bir. Selain itu, galeri menyajikan informasi mengenai cara pembuatan minuman bir yang benar dengan kadar alkohol, yang sesuai dengan aturan.

“Galeri ini bisa jadi destinasi wisata baru yang menjelaskan tentang informasi pembuatan bir yang benar,” kata staf komunikasi PT MBI, Michael Bliss. Menurutnya, galeri Bir Bintang ini masih dibuka terbatas bagi umum. “Sementara grup atau komunitas tertentu bisa mengajukan diri untuk bisa berkunjung ke pabrik dan galeri yang baru diresmikan,” tuturnya.

ISHOMUDDIN

Berita terkait

Kapolres Bekasi Minta Pemda Bikin Perda Miras, Alasannya?

6 Desember 2019

Kapolres Bekasi Minta Pemda Bikin Perda Miras, Alasannya?

Kapolres Bekasi Kota Kombes Pol Indarto meminta pemda membuat peraturan daerah atau Perda yang mengatur soal miras atau minuman keras.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Kota Bogor Razia Miras di 2 Lokasi, Hasilnya?

22 November 2019

Pemerintah Kota Bogor Razia Miras di 2 Lokasi, Hasilnya?

Kepala Dinas UMKM dan Satpol PP Kota Bogor menyisir beberapa kios yang disinyalir menjual miras di sekitar dua taman di Kota Bogor.

Baca Selengkapnya

Kapolsek Pemberi Miras ke Mahasiswa Papua Dinonaktifkan

23 Agustus 2019

Kapolsek Pemberi Miras ke Mahasiswa Papua Dinonaktifkan

Kapolda Jawa Barat meminta maaf kepada mahasiswa Papua yang merasa tersinggung atas pemberian dua kardus minuman keras itu.

Baca Selengkapnya

Polisi: Beri Miras ke Mahasiswa Papua Bandung Inisiatif Pribadi

23 Agustus 2019

Polisi: Beri Miras ke Mahasiswa Papua Bandung Inisiatif Pribadi

Polda Jawa Barat sudah memeriksa polisi yang memberikan miras ke mahasiswa Papua Bandung.

Baca Selengkapnya

Propam Usut Polisi Beri Miras ke Mahasiswa Papua Bandung

23 Agustus 2019

Propam Usut Polisi Beri Miras ke Mahasiswa Papua Bandung

Propam Polda Jawa Barat mengusut pemberian miras ke mahasiswa Papua oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Miras untuk Mahasiswa Papua Bandung, Polisi: Ini Minuman Penyegar

23 Agustus 2019

Miras untuk Mahasiswa Papua Bandung, Polisi: Ini Minuman Penyegar

Polisi diduga memberikan miras ke Mahasiswa Papua di Bandung.

Baca Selengkapnya

Polisi di Bandung Diduga Beri Miras Topi Koboi ke Mahasiswa Papua

23 Agustus 2019

Polisi di Bandung Diduga Beri Miras Topi Koboi ke Mahasiswa Papua

Mahasiswa Papua di Bandung marah karena polisi memberikan miras kepada mereka. Pemberian ini dianggap merendahkan.

Baca Selengkapnya

Promosikan Miras Sophia, Wagub NTT: Lebih Hebat dari Vodka

28 Juni 2019

Promosikan Miras Sophia, Wagub NTT: Lebih Hebat dari Vodka

Ada beberapa jenis Sophia dengan ukuran kecil dan besar dengan kadar alkohol antara 35-40 persen.

Baca Selengkapnya

Gubernur NTT Pastikan Tata Niaga Miras Sophia Bakal Diatur

20 Juni 2019

Gubernur NTT Pastikan Tata Niaga Miras Sophia Bakal Diatur

Tata niaga minuman tradisional NTT yang mengandung alkohol, Sophia, akan diatur khusus.

Baca Selengkapnya

Produk Miras Sophia Berkadar 40 Persen Alkohol Resmi Diluncurkan

19 Juni 2019

Produk Miras Sophia Berkadar 40 Persen Alkohol Resmi Diluncurkan

"Rencananya ada tiga jenis Sophia yang dihasilkan, tetapi saat ini baru dua."

Baca Selengkapnya