Sektor Ritel Ambruk, 1.200 Pegawai Dipecat

Reporter

Andi Ibnu

Kamis, 2 November 2017 07:44 WIB

Pengunjung melintas di depan toko-toko yang tutup di salah satu pusat pertokoan Suasana kawasan Glodok, Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Jakarta -Ketua Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo), Roy Mandey, mengatakan sebanyak 1.200 orang kehilangan pekerjaan akibat ambruknya sektor ritel dan ditutupnya sejumlah gerai beberapa waktu terakhir. “Jika ada toko yang tutup lagi pasti jumlah karyawan yang dirumahkan bertambah,” kata dia, Rabu, 1 November 2017.

Sepanjang tahun ini beberapa perusahaan ritel memutuskan untuk tutup gerai. Setelah convenient store Seven Eleven yang tutup, giliran Lotus dan Debenhams yang berhenti beroperasi menjelang akhir tahun.

Roy tak menampik jika toko serba ada sudah lagi tak menjadi pilihan masyarakat. Meski mal tetap ramai, kata dia, kebanyakan pengunjungnya tak berbelanja barang di toko ritel. Menurut dia, saat ini masyarakat mempunyai banyak pilihan untuk berbelanja, salah satunya lewat toko online. Selain itu, Roy menyebutkan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat, dari membeli barang menjadi belanja wisata.

Setelah pertumbuhan ekonomi menyentuh 6 persen, Roy menillai banyak konsumen potensial yang menuntut pola belanja baru. “Di Jakarta misalnya, sudah tidak zamannya lagi berbelanja dengan troli di toko,” ujar dia. Karena itu, kata Roy, sebagian pengusaha retail berniat untuk merelokasi toko mereka ke luar Jakarta.

Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Harijanto, mengatakan tahun depan juga akan menjadi momen yang berat bagi sektor ritel. Menurut dia, keputusan pemerintah yang mengerek upah minimum provinsi (UMP) sebesar 8,71 persen memperberat beban pengusaha sehingga berpotensi menimbulkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK). “Bagi yang bisnisnya lesu, nilai upah itu besar sekali. Semoga PHK tidak semakin banyak,” kata dia.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto juga mengatakan kenaikan UMP bakal memukul sektor ritel yang tahun ini pertumbuhannya melambat menjadi 8 persen. Tapi, kata dia, nilai upah itu sudah cukup adil bagi pekerja. “Apalagi para pekerja terus dibayang-bayangi harga komoditas yang sering bergejolak,” tutur dia, Rabu, 1 November 2017.

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani, mengatakan banyak pengusaha retail yang mengklaim terjadinya pelemahan daya beli masyarakat. Walhasil, pada pekan lalu, Kadin mengusulkan pemerintah untuk membebaskan pajak pertambahan nilai (PPN) selama sepekan agar masyarakat mau berbelanja kembali.

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah belum bisa segera menyimpulkan banyaknya gerai retail yang rontok beberapa waktu terakhir. Menurut dia, pemerintah masih perlu waktu untuk mempelajari fenomena ini. “Belum tentu karena daya beli lemah.”

Meski sektor ritel sedang jeblok, pasokan barang dagangan tak terganggu melihat jasa antarbarang di Tanah Air yang mengalami pertumbuhan. Ketua Asosiasi Logistik Indonesia Zaldy Masita mencatat hingga semester I 2017 pertumbuhan sektor logistik terus tumbuh. “Salah satu penyebabnya, karena e-commerce,” ujar dia.

Berita terkait

Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

16 November 2023

Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

Aprindo memprediksi pertumbuhan usaha ritel nasional tumbuh hingga 4,2 persen hingga akhir tahun.

Baca Selengkapnya

Alasan 7 dari 10 Konsumen Pilih Belanja Langsung dan Daring

13 Maret 2023

Alasan 7 dari 10 Konsumen Pilih Belanja Langsung dan Daring

Penelitian mencatat tujuh dari 10 konsumen di kawasan Asia Pasifik cenderung memilih berbelanja secara daring sekaligus datang ke gerai.

Baca Selengkapnya

29 Bank Masuk BI Fast, Mewakili 87 Persen Sistem Pembayaran Ritel Nasional

29 November 2022

29 Bank Masuk BI Fast, Mewakili 87 Persen Sistem Pembayaran Ritel Nasional

Bank Indonesia (BI) mengumumkan ada jumlah peserta BI Fast kini bertambah sebanyak 29 bank.

Baca Selengkapnya

Tips buat yang Ingin Merintis Bisnis Ritel

13 November 2021

Tips buat yang Ingin Merintis Bisnis Ritel

Bisnis ritel menjadi salah satu usaha yang diminati karena biasanya menjual berbagai kebutuhan primer dan langsung kepada konsumen.

Baca Selengkapnya

Ini Bedanya Alfamart dan Indomaret

12 September 2021

Ini Bedanya Alfamart dan Indomaret

Kerap bersebelahan, ini beberapa perbedaan antara Alfamart dan Indomaret

Baca Selengkapnya

Mau Terjun ke Usaha Ritel, Jangan Lupa Perhatikan Tren

7 Maret 2021

Mau Terjun ke Usaha Ritel, Jangan Lupa Perhatikan Tren

Salah satu industri yang paling terpengaruh oleh tren terkait pandemi adalah ritel. Simak tips agar bisnis ini bisa bertahan.

Baca Selengkapnya

Kontribusi Penjualan Ritel Saat Natal dan Tahun Baru Bisa Capai 40 Persen

29 November 2020

Kontribusi Penjualan Ritel Saat Natal dan Tahun Baru Bisa Capai 40 Persen

Penjualan pada akhir tahun saat Natal dan Tahun Baru 2021 diperkirakan memberi sumbangan paling besar bagi sektor ritel sepanjang tahun ini.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Banjir, Peritel Sulit Capai Target Omzet

3 Januari 2020

Gara-gara Banjir, Peritel Sulit Capai Target Omzet

Banjir besar di beberapa wilayah Jabodetabek membuat pengusaha ritel mengeluh rugi dan omzet penjualan melorot.

Baca Selengkapnya

11 November Diusulkan Menjadi Hari Ritel Nasional

12 November 2019

11 November Diusulkan Menjadi Hari Ritel Nasional

Aprindo mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan 11 November sebagai Hari Ritel Nasional.

Baca Selengkapnya

Prospektif, Peritel Indonesia Ingin Ekspansi ke Vietnam

24 Oktober 2019

Prospektif, Peritel Indonesia Ingin Ekspansi ke Vietnam

Sejumlah minimarket atau convenience store nasional punya keinginan untuk berekspansi ke Vietnam.

Baca Selengkapnya