Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sektor Retail Lesu, Ekonom: Karena Pergeseran Jenis Konsumsi

Reporter

Editor

Martha Warta

image-gnews
Sejumlah pengunjung antre berbelanja di Lotus Departement Store, Jakarta, 25 Oktober 2017. Penutupan ini juga dilakukan untuk restrukturisasi perusahaan. ANTARA
Sejumlah pengunjung antre berbelanja di Lotus Departement Store, Jakarta, 25 Oktober 2017. Penutupan ini juga dilakukan untuk restrukturisasi perusahaan. ANTARA
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih, mengatakan, dibandingkan dengan serbuan bisnis online, pergeseran jenis konsumsi masih menjadi tekanan terbesar pada bisnis sektor retail saat ini. "Ada pergeseran jenis konsumsi masyarakat, jadi bukan lagi belanja baju," kata dia kepada Tempo, Sabtu, 28 Oktober 2017.

Masyarakat, kata dia, lebih senang membelanjakan uangnya untuk leisure, misalnya melancong atau kuliner. Lana menyoroti travel fair yang selalu dipadati pengunjung setiap diselenggarakan. Bahkan, sampai ada yang rela menggunakan jasa joki demi mendapatkan tiket murah untuk pelesiran.

Ditambah lagi, Lana mengatakan usaha jualan pakaian kini semakin ketat lantaran masyarakat memiliki banyak pilihan, dari yang buatan industri rumahan, sampai yang bermerek asing. "Komoditas yang substitusinya banyak tentu bakal tertekan," kata dia. "Kalau kayak toko elektronik masih terlihat stabil meski ada potensi tergerus online tapi kita masih suka menikmati beli elektronik langsung."

Menurut Lana, kini bisnis pakaian di Indonesia semakin mengandalkan momen-momen tertentu, misalnya Idul Fitri, maupun Natal. "Bisnis baju kalau bukan Lebaran dan Natal biasanya enggak banyak yang cari, kecuali lagi diskon."

Dia melihat fenomena bakal tutupnya Lotus Department Store dan Debenhams merupakan imbas dari pergeseran jenis konsumsi itu. Berbeda dengan tutupnya gerai 7Eleven beberapa waktu lalu, menurut Lana, disebabkan kesalahan strategi bisnis lantaran ekspansi terlalu cepat, tutupnya dua retail penjualan pakaian itu dinilai sudah memasang strategi yang cukup tepat.

"Kayak Debenhams, pemilihan lokasi sudah tepat di Senayan City, sesuai dengan sasarannya, yaitu kelas menengah atas. Tapi memang perubahan di konsumsi rumah tangga berpengaruh," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Memang, Lana mengatakan banyak pihak yang akhirnya mengambinghitamkan bisnis online atas gulung tikarnya sejumlah bisnis retail. Namun, menurut dia, e-commerce belum sepenuhnya bisa menggantikan gerai konvensional.

Dia lantas merujuk pada data 2016 mengenai jumlah transaksi bisnis online, yaitu hanya sebesar US$ 5,6 miliar atau sekitar 2 persen saja dari total transaksi tahun itu. "Jadi memang ada substitusi, tapi bukan sepenuhnya penurunan di retail itu karena beralih ke online," kata dia.

Selain dua faktor itu, Lana menyebutkan ada kontribusi rendahnya daya beli dalam kelesuan pasar retail.

Selanjutnya, menurut dia, untuk bisa bertahan dari gempuran faktor-faktor itu, mau tidak mau efisiensi menjadi pilihan. "Untuk survival retail harus melakukan efisiensi, meski akhirnya harus kurangi jumlah pekerja. Jadi serba salah," kata dia. Ke depannya, dia melihat toko retail bisa bertahan dengan mengurangi jumlah pekerja dan menggantinya dengan sejumlah fasilitas elektronik. "Mungkin nanti tidak ada lagi kasir, namun serba elektronik."

CAESAR AKBAR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

16 November 2023

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey saat ditemui di Hypermart Puri Indah, Jakarta Barat pada Rabu, 8 Februari 2023. TEMPO/Riani Sanusi Putri
Prediksi Ritel Tumbuh 4,2 Persen hingga Akhir 2023, Aprindo: Kalau Suasana Kondusif

Aprindo memprediksi pertumbuhan usaha ritel nasional tumbuh hingga 4,2 persen hingga akhir tahun.


Kontribusi Penjualan Ritel Saat Natal dan Tahun Baru Bisa Capai 40 Persen

29 November 2020

Pengunjung berbelanja di salah satu gerai di Kuningan City, Jakarta, Jumat 14 Agustus 2020. Sejumlah pelaku usaha ritel menyelenggarakan Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) menyambut perayaan HUT Kemerdekaan RI yang dimulai pada tanggal 14-30 Agustus 2020. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Kontribusi Penjualan Ritel Saat Natal dan Tahun Baru Bisa Capai 40 Persen

Penjualan pada akhir tahun saat Natal dan Tahun Baru 2021 diperkirakan memberi sumbangan paling besar bagi sektor ritel sepanjang tahun ini.


11 November Diusulkan Menjadi Hari Ritel Nasional

12 November 2019

Pembeli memilih barang belanjaan di Giant Ekspres Mampang Prapatan, Jakarta, Ahad, 23 Juni 2019.Toko ritel Giant Ekspress menggelar diskon penutupan gerai di sejumlah tokonya hingga 28 Juli 2019 mendatang. TEMPO/Muhammad Hidayat
11 November Diusulkan Menjadi Hari Ritel Nasional

Aprindo mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan 11 November sebagai Hari Ritel Nasional.


Yakin Tumbuh 10 Persen, Pengusaha Ritel Andalkan Ini

2 Oktober 2019

Suasana toko ritel Giant Ekspres saat menggelar diskon penutupan gerai di Mampang, Jakarta Selatan, Ahad, 23 Juni 2019. Tempo/Hendartyo Hanggi
Yakin Tumbuh 10 Persen, Pengusaha Ritel Andalkan Ini

Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) menargetkan pertumbuhan industri ini dapat lebih baik dibandingkan tahun lalu yang sebesar 10 persen.


Ada Diskon Pemilu 2019, Penjualan Peritel Naik 10 Kali Lipat

19 April 2019

Petugas berkostum hantu berjaga saat pemungutan suara Pemilu 2019 di TPS 073, Lebak Bulus, Jakarta, Rabu, 17 April 2019. Para petugas berdandan ala tokoh-tokoh horor, mulai dari Valak, pocong, mumi, hingga vampir. ANTARA
Ada Diskon Pemilu 2019, Penjualan Peritel Naik 10 Kali Lipat

Diskon khusus Pemilu 2019 membuat penjualan sektor ritel naik hingga 10 kali lipat.


Belanja Pakai Kantong Plastik Bayar Rp 200 Mulai Hari Ini

1 Maret 2019

Ilustrasi kantong plastik. thisbluemind.com
Belanja Pakai Kantong Plastik Bayar Rp 200 Mulai Hari Ini

Berbelanja ke supermarket menggunakan kantong plastik bakal dikenakan biaya Rp 200.


Banyak Toko Ritel Tutup, Darmin: Dunia Sedang Berubah

18 Januari 2019

Hero Supermarket. Dok TEMPO
Banyak Toko Ritel Tutup, Darmin: Dunia Sedang Berubah

Darmin menyebut dunia yang berubah menyebabkan tutupnya toko ritel.


Ekonom: Sektor Ritel Terus Tumbuh di Sepanjang 2019

17 Januari 2019

Sebuah pengumuman diskon harga barang terpampang di kawasan perbelanjaan di Seoul,(27/3). Sejumlah ritel di Korsel memberikan diskon besar-besaran untuk merangsang daya beli konsumen saat krisis global ini. AP Photo/ Lee Jin-man
Ekonom: Sektor Ritel Terus Tumbuh di Sepanjang 2019

Ekonom Indef Aviliani mengatakan ada sektor ritel yang akan terus tumbuh dan berkembang sepanjang 2019.


BCA: Rp 1,3 Triliun Dana Tabungan Beralih ke Obligasi Ritel

9 Oktober 2018

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja saat mencoba mesin CS Digital dan mengganti kartu BCA magnetic menjadi kartu BCA berteknologi chip hasil kerja sama dengan Mastercard. Tempo/M JULNIS FIRMANSYAH
BCA: Rp 1,3 Triliun Dana Tabungan Beralih ke Obligasi Ritel

Presiden Direktur PT BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan banyak nasabahnya mengalihkan uang tabungannya


Semester I, Map Aktif Adiperkasa Catat Pendapatan Bersih Rp 2,9 T

31 Agustus 2018

(Kiri-kanan) Ratih D Gianda, Corporate Secretary PT Mitra Aktif Adiperkasa dan Fetty Kwatati Corporate Communication PT Mitra Adiperkasa ditemui usai pencatatan penawaran saham perdana PT Mitra Aktif Adiperkasa di Main Hall BEI, Sudirman, Jakarta Selatan, Kamis, 5 Juli 2018. Tempo/Dias Prasongko
Semester I, Map Aktif Adiperkasa Catat Pendapatan Bersih Rp 2,9 T

Corporate Secretary Map Aktif Adiperkasa (MAPA) Ratih Gianda menyebut pendapatan bersih perusahaan mencapai Rp 2,9 triliun pada semester I 2018.