Bos Uber Klaim Angkutan Online Pangkas Kemacetan
Reporter
Alfan Hilmi
Editor
Dewi Rina Cahyani
Rabu, 1 November 2017 16:42 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Head of Public Policy Uber Indonesia, John Colombo mengklaim angkutan online mampu mengurangi tingkat kemacetan di Jakarta. John mengatakan banyak masyarakat yang menggunakan Uber terhubung dengan transportasi massal seperti Transjakarta dan KRL.
“Sebanyak 11 persen dari pengguna kami sekarang banyak menggunakan transportasi publik,” kata John di Djakarta Theater XXI, Jakarta Pusat, Rabu 1 November 2017.
John mengatakan telah melihat fenomena ini sejak 2016. Menurutnya survei yang dilakukan Uber, John mengatakan 11 persen pengguna Uber terhubung dengan transportasi massal. Menurutnya banyak dari mereka yang mengakhiri perjalanan 200 meter dari stasiun KRL atau Transjakarta.
Menurut John, fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain dimana Uber berada. John berpendapat, semakin berkembang sistem transportasi publik, maka banyak publik yang menggunakan transportasi online bersama dengan transportasi massal.
“Salah satu fenomena yang kami lihat banyak masyarakat yang menggunakan Uber menuju ke stasiun KRL atau Transjakarta,” kata dia.
John mengatakan, Uber memposisikan pelayanannya sebagai pelengkap dan penghubung transportasi publik. Menurut data Uber, transportasi publik seperti Transjakarta dan KRL belum bisa mencapai seluruh wilayah Jakarta. Ia mengatakan, 40 persen dari wilayah Jabodetabek belum memiliki akses ke transportasi publik.
John memaparkan, 24 persen perjalanan Uber di Jakarta dimulai dan diakhiri di pinggiran kota. Sedangkan 4 persen perjalanan diawali dan diakhiri di dua ratus meter dari stasiun transjakarta atau KRL.
Dengan adanya Uber, John berharap kedepannya masyarakat Jakarta berhenti menggunakan mobil. John mengatakan menurut data survey yang Uber lakukan, 29 persen masyarakat Jakarta telah memutuskan untuk berhenti menggunakan mobil. John memprediksi kedepannya masyarakat tidak melakukan pilihan menggunakan jenis transportasi massal tertentu, tetapi mengkombinasikannya satu sama lain.
“LRT dan MRT nantinya pun tidak mungkin datang ke pintu rumah kita. Jadi yang kita lihat banyak pengguna kami yang naik Uber dari rumahnya sampai stasiun. Dan pakai Uber lagi dari stasiun sampai ke tujuan,” kata John.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan upaya pemerintah ke depan adalah membuat pengguna angkutan online juga menggunakan transportasi massal. “Kita harus pikirkan bagaimana angkutan online bisa bekerja sama dengan transportasi massal seperti KRL dan Transjakarta,” kata Sandiaga.