Bea Masuk Tinggi Pukul Kinerja Ekspor Ban RI

Minggu, 15 Oktober 2017 20:05 WIB

Pabrik Ban PT Multistrada Arah Sarana(MASA), Cikarang, Bekasi. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan eksportir ban mengeluhkan masih tingginya bea masuk (import duty) yang dikenakan sejumlah negara tujuan ekspor, seperti Turki, Mesir, India, dan Afrika. Besar bea masuk tersebut tak tanggung-tanggung, ada yang sampai mencapai 80 persen dari total ekspor.

Produsen merek ban Corsa dan Achilles, PT Multistrada Arah Sarana Tbk, mencontohkan Turki yang sejak 2016 mengenakan bea masuk hingga 80 persen dari total ekspor. Walhasil, perusahaan yang semula mampu mengekspor hingga 100 ribu ban per tahun, belakangan volume ekspornya turun drastis.

"Setelah itu (pemberlakuan bea masuk tinggi), ekspor hampir nol," kata Export Manager PT Multistrada Soufan Alamsyah, di Indonesia Convention Exhibition, Bumi Serpong Damai, Tangerang, Ahad, 15 Oktober 2017.

Baca: Dampak Pengetatan Impor, Pengusaha Truk Kekurangan Pasokan Ban

Masalah mahalnya bea masuk juga terjadi di Mesir. Di Mesir, kata Soufan, biaya import duty mencapai 20 persen. "Meski Mesir adalah pasar terbesar kami, import duty jadi masalah," ucapnya.

Advertising
Advertising

Soufan menjelaskan, tingginya bea masuk juga terjadi negara-negara Afrika berbahasa Prancis, yang bea masuknya sampai 45 persen. Oleh karena itu, ia meminta bantuan pemerintah untuk menegosiasikan besaran bea masuk tersebut. "Kami mohon bantuan dari pemerintah, sehingga kami bisa bersaing secara wajar. Perjanjian perdagangan bebas (free trade agreement) sangat bantu ekspor kita," kata dia.

Hal senada disampaikan Manager Export PT Elangperdana Tyre Industri Rusdianto Lioe. Dia mengharapkan agar pemerintah mau mengadakan perjanjian perdagangan bebas dengan negara-negara tersebut. "Produsen ban Eropa dan Korea Selatan yang punya perjanjian perdagangan bebas dengan mereka, kena pajak 0 persen," kata dia.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengakui saat ini memang belum ada perjanjian dengan beberapa negara. Oleh karena itu, dia mengatakan pihaknya sedang membuat perjanjian dengan 16 negara terkait dengan perjanjian perdagangan.

Dari 16 perjanjian yang sedang diproses, diperkirakan ada enam yang akan selesai paling cepat. Keenam perjanjian tersebut, antara lain perjanjian perdagangan dengan Australia, Pakistan, Cile, Hong Kong, dan Jepang.

Berita terkait

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

13 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

14 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

16 November 2023

Ekspor Impor Oktober Melemah, Konflik Geopolitik dan Perlambatan Ekonomi Jadi Penyebab

Fajar Hirawan mengatakan kinerja perdagangan ekspor dan impor yang menurun atau terkontraksi pada Oktober 2023 terjadi akibat fenomena global.

Baca Selengkapnya

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

15 November 2023

Terkini: Konser Coldplay di Jakarta Beberapa Jam Lagi, Hungaria Investasi Rp 4,7 Triliun untuk Proyek Tol Nirsentuh di Indonesia

Coldplay akan menyelenggarakan konser perdananya pada hari ini. Kehebohan warganet menjelang hari H terlihat di media massa sejak beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

15 November 2023

Bea Cukai Bantu Produk Kopi dan Perikanan UMKM Masuki Pasar Internasional

Dua unit vertikal Bea Cukai, yakni Bea Cukai Jayapura dan Bea Cukai Labuan Bajo bantu pelaku UMKM realisasikan ekspor produk unggulannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

26 September 2023

Jokowi Bentuk Satgas Peningkatan Ekspor Nasional, Berikut Isi Tim Pengarahnya

Jokowi melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2023 membentuk Satuan Tugas Peningkatan Ekspor Nasional.

Baca Selengkapnya

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

11 Januari 2023

Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?

Nilai ekspor Indonesia pada 2022 tumbuh 29,4 persen dengan nilai US$ 268 miliar atau sekitar Rp 4.144 triliun. Beberapa komoditas seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.

Baca Selengkapnya

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

20 Desember 2022

Kinerja Ekspor Mulai Tunjukkan Pelemahan, Sri Mulyani: Kita Harus Waspadai

Sri Mulyani mengatakan sepanjang Januari sampai November pertumbuhan ekspor Indonesia ada di 28,2 persen.

Baca Selengkapnya

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

17 Oktober 2022

Ekspor RI per September Turun 10,99 Persen, BPS Jelaskan Rinciannya

BPS mencatat ekspor Indonesia pada September 2022 sebesar US$ 24,8 miliar.

Baca Selengkapnya

Pekerja Ban Terancam Terkena PHK Massal, Industri Keluhkan Banjir Produk Impor dari Cina

1 Juli 2022

Pekerja Ban Terancam Terkena PHK Massal, Industri Keluhkan Banjir Produk Impor dari Cina

Ketua Umum APBI Aziz Pane menyebutkan industri ban nasional terancam terkena pemutusan hubungan kerja atau PHK besar-besaran. Kenapa?

Baca Selengkapnya