Siasati Petugas, Penyelundupan Benih Lobster Marak Lewat Darat

Senin, 9 Oktober 2017 19:32 WIB

Barang bukti yang berhasil diamankan oleh kepolisian Bandara Soekarno Hatta berupa benih lobster. TEMPO/Marifka Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Penyelundup benih lobster melakukan berbagai cara untuk menghindari pengawasan petugas. Ketika bandara menjadi terlalu ketat oleh pengawasan, mereka menggunakan jalur lainnya.

"Kalau mereka menggunakan pesawat, mereka harus melewati entry point, pemeriksaannya ketat di situ, mereka pasti ketahuan," kata Kasubdit IV Tindak Pidana Tertentu, Bareskrim Mabes Polri Kombes Pipit Rismanto di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Senin 9 Oktober 2017.

Simak: Tinju dan Lobster Murah di Pelabuhan Ratu

Karena itu, Pipit menuturkan, kini para penyelundup mulai menggunakan jalur darat dan laut.

Menggunakan mobil, kata dia, para penyelundup membawa benih lobster dari Jawa menuju lokasi di Indonesia yang berdekatan dengan Singapura. "Kami mencurigai tempat paling cepat ke Singapura. Seperti Tanjung Siapi-Api, Jambi dan Palembang," kata dia.

Pipit menuturkan, benih lobster hanya mampu bertahan selama 12 jam. Karena itu, para penyelundup mesti memberikan asupan oksigen sepanjang perjalanan.

Advertising
Advertising

Agar benih lobster tetap hidup, Pipit mengatakan, para pelaku melakukan reoksigenasi disepanjang perjalanan dengan mobil itu. "Satu mobil angkut pelaku, satu mobil bawa tabung oksigen." Memang cara itu menyebabkan harga jual benih lobster jadi berkurang, namun lebih sulit dipantau.

Pipit mengatakan, saat sampai wilayah yang berdekatan dengan Singapura, pelaku menggunakan speed boat untuk menuju negeri singa itu. "Hanya butuh waktu empat jam."

Di Singapura, kata Pipit, penyelundup mengemas ulang benih lobster, kemudian kambali dikirim ke Vietnam. Menurut Pipit, saat ini Vietnam menjadi tujuan utama penyelundupan benih lobster. "Itu dari hasil pemetaan kami dan pengakuan para pelaku."

Tidak hanya jalur penyelundupan yang berubah. Pipit menuturkan, gudang penyimpanan benih lobster pun kini juga mulai sulit dideteksi. Para pelaku, kata dia, tidak menggunakan gudang sewaan lagi. Tapi menggunakan rumah biasa yang berada di tengah kota. "Bahkan, di Lapas (Lembaga Pemasyarakatan juga pernah jadi gudang," kata dia.

Kasus penyimpanan benih lobster terjadi di Lapas di Tangerang. Kasus itu, menurut Pipit, terungkap pada April 2017. Pelaku, kata Pipit, merupakan terpidana untuk kasus penyelundupan benih lobster. "Pelaku menjadikan lapas sebagai gudang pengemasan, kemudian dari situ dikirim lewat bandara. Ini baru pertama kali ditangkap," kata dia.

Tingginya permintaan dan harga jual lobster, kata Pipit, menyebabkan penyelundupan benih lobster masih marak terjadi di Indonesia. Selama bulan Maret hingga Oktober 2017, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan KKP berhasil menggagalkan penyelundupan benih lobster sebanyak 1,8 juta ekor. Peluang kerugian negara atas penyelundupan itu sebesar Rp 281 miliar.

ROSSENO AJI NUGROHO

Berita terkait

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

8 jam lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

15 jam lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

3 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

11 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

21 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

22 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

41 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

41 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

41 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

42 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya