TEMPO Interaktif, Washington - Perjuangan untuk memulihkan perekonomian Amerika Serikat tak hanya menjadi beban pemerintahan Presiden Barack Obama, namun juga Bank Sentral.
Gubernur Bank Sentral Ben Bernanke kepada wartawan, Rabu, 22 Juni 2011 kemarin, mengatakan pihaknya melihat sinyal akan adanya kemerosotan perekonomian Negeri Adidaya itu. Masalah ini bakal berlanjut sampai tahun depan.
"Kami tidak bisa memperkirakan, mengapa melambatnya pertumbuhan ekonomi bertahan sampai tahun depan," kata Bernanke. Dia menduga pasar properti dan sistem perbankan menjadi penyebabnya.
Bernanke tidak secara eksplisit menyebut tantangan serius yang akan dihadapi Amerika tahun depan dalam upaya pemulihan ekonomi ini. Namun, selama beberapa bulan dia memperkirakan faktor tenaga kerja bakal menghambat pertumbuhan ekonomi.
Bank Sentral memotong perkiraan untuk pertumbuhan ekonomi tahun ini pada kisaran 2,7 sampai 2,9 persen dari perkiraan bulan April, 3,1 sampai 3,3 persen. Proyeksi untuk tahun depan juga terpangkas di angka 3,3-3,7 persen dari 3,5-4,2 persen. Bank Sentral memperkirakan angka pengangguran di Amerika akan tetap tinggi tahun depan.
Awal pekan ini dalam pernyataan resminya, Bank Sentral menuding tingginya harga minyak dunia dan bencana gempa disertai tsunami Jepang sebagai akibat memburuknya perekonomian. Salah satu indikasinya adalah produksi otomotif dan elektronik yang melambat.
Namun, dalam konferensi persnya kemarin, Bernanke menyebutkan bahwa persoalan perekonomian Amerika tak hanya disebabkan oleh harga minyak dan bencana di Jepang. Dua faktor itu hanya menimbulkan efek sementara waktu. Sementara, persoalan ekomomi akan membelit Amerika sampai tahun depan.
Pengumuman Bank Sentral langsung memukul perdagangan saham di Amerika. Bernanke mengumumkan pada Rabu pukul 02.15 waktu setempat. Pukul 02.30, harga saham mulai berjatuhan. Dow Jones Industrial Average ditutup turun 80 poin untuk hari itu.
Maret lalu, Bank Sentral masih optimistis bahwa perekonomian dan pasar di Amerika akan membaik secara bertahap. Padahal, kebijakan ekonomi Presiden Barack Obama tengah mendapat tentangan dari parlemen.
Sejak itu, berita ekonomi selalu dikabarkan memburuk. Pemerintah melaporkan bahwa perekonomian tumbuh pada tingkat tahunan hanya 1,8 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini.
REUTERS | ERWINDAR