Menurut seorang pedagang Sembako di Pasar Tanjung Fauzan, Rabu kemarin
harga beras super mencapai Rp 8.200 per kilogram, harga beras medium Rp 7.500 per
kilogram dan beras kualitas bawah mencapai Rp 6.000 per kilogram. "Setiap hari ada kenaikan, mungkin karena pasokan beras berkurang jadi harga beras naik," ujar H. Fauzan, Kamis (9/12).
Kenaikan harga beras tentu saja menyulitkan sejumlah orang, seperti penjual nasi. Sumik, seorang pengelola kantin makan menuturkan, dia membeli beras seminggu
sekali sebanyak satu kantong atau 25 kilogram. Menurut dia, harga beli beras di toko sembako langganannya per kantong (isi 25 kilogram) dihargai Rp. 177 ribu per kantong atau Rp. 7500 per kilogramnya
Menurut dia, harga beras kelas medium semenjak bulan November terus merangkak naik per saknya semula Rp 171.000, lalu naik menjadi Rp 173.000, dan pekan ini naik lagi menjadi Rp 177.000. "Ini jelas semakin mengurangi laba saya,” kata Sumi.
Sejumlah warga di Kelurahan Karangrejo Kecamatan Sumbersari juga mengaku resah akibat terus melambung harga beras dalam sebulan terakhir. Bahkan, karena terus naik, kini harga beralih mencari beras kualitas rendah yang harganya Rp 6.000 per kilogram.
"Padahal berasnya jelek dan baunya apek, tetapi gimana lagi itu yang paling murah ya akhirnya tetap dibeli," kata Ny.Tulus, seorang warga Krangrejo saat ditemui Tempo di Pasar Wirolegi, Kamis (9/12).
Meskipun warga mengeluh akibat naiknya harga beras, namun hal ini dianggap wajar oleh pejabat pemerintah. “Kenaikan harga beras masih wajar,” kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jember, Haryanto.
Untuk itu, kata dia, Disperindag tidak akan melakukan Operasi Pasar. “Ini hanyalah akibat dari spekulasi pasar, dan biasa terjadi akhir tahun dan tahun baru,” katanya.
MAHBUB DJUNAIDY