TEMPO Interaktif, Jakarta -PT PLN (Persero) berencana meminta impor batu bara mulai tahun depan guna memenuhi ketersediaan bahan bakar pada pembangkit listrik tenaga gas dan uap. Pasalnya PLN terancam tidak bakal mendapat pasokan batu bara dari dalam negeri.
Direktu Utama PLN Dahlan Iskan mengatakan, sebanyak 9 juta ton batubara akan diimpor pada 2011. “ Tapi itu kemungkinan, kalau tidak mendapat jalan keluar pasokan dari dalam negeri,” kata Dahlan usai menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi Energi DPR hari ini (26/8).
Rencana impor batubara, kata Dahlan, masih dalam tahap pembahasan. Sebab dalam kondisi apapun listrik harus menyala terus.
Menurut Dahlan, negara yang sudah diincar untuk menjadi pemasok batu bara bsgi PLN adalah Australia. Adapun kebutuhan batu bara untuk membangkitkan listrik tahun ini mencapai 30 juta ton dan sudah tercukupi.
Namun PLN akan mengalami kesulitan pasokan untuk tahun depan, sehingga perusahaan pelat merah tersebut terpakasa mengandalkan pasokan dari luar negeri.
Dahlan mengatakan, pemberlakuan DMO (Domestic Market Obligation) batu bara, yang mengutamakan kebutuhan dalam negeri sebenarnya sudah diberlakukan sejak tahun lalu. Namun kenyatannya belum ada perusahaan dalam negeri yang mau memasok batu bara untuk PLN.
“Saya tidak mau cengeng dan meminta-minta. Kalau pasokan dalam negeri tidak bisa mengatasi, kita bisa memiliki cara sendri,” ujarnya.
Dahlan mengaku, Indonesia sebenarnya kaya akan sumber batu bara. Hanya saja, PLN tidak mendapatkan pasokan secara kontinu.
Komisi Energi DPR berjanji akan mencarikan solusi atas kurangnya pasokan batu bara untuk PLN mulai tahun depan. "Salah satunya dengan domestik market obligation (DMO) agar kebutuhan PLN bisa terpenuhi," kata Wakil Ketua Komisi Energi Nurdin Tampubolon.
Nurdin menegaskan, usulan DMO tersebut akan dibahas lebih lanjut di dalam rapat Komisi. "Kami akan bahas dulu di rapat pimpinan. Tapi kami minta agar PLN tidak perlu impor,” ujarnya.
DANANG WIBOWO