TEMPO Interaktif, Jakarta - Australia menaikkan suku bunga acuan bank dari 3 menjadi 3,25 persen hari ini, negara maju pertama di dunia yang melakukan itu karena pertumbuhan ekonomi yang relatif lebih baik dan lebih "tahan krisis" dibanding negara maju lain.
Langkah itu adalah yang pertama sejak bank sentral Australia menurunkan suku bunga untuk memicu investasi dan belanja sejak Maret 2008.
Australia bahkan dicatat hanya mengalami tekanan terbesar resesi ekonomi dunia pada triwulan terakhir 2008.
Namun demikian tetap saja Australia mengeluarkan stimulus ekonomi hingga AU$42 miliar yang mencakup bantuan tunai langsung bagi pensiunan dan penduduk berpenghasilan rendah hingga menengah serta sejumlah proyek infrastruktur.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan
Faktor lain penopang ekonomi Australia adalah pertambangan yang tetap mendapat permintaan yang memadai dari Cina.
Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.
Video Pilihan
Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS
10 jam lalu
Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS
Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.
Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS
1 hari lalu
Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.
Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah
1 hari lalu
Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah
Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga
5 hari lalu
Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga
Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.
Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok
5 hari lalu
Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok
IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.
Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS
7 hari lalu
Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS
Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.
BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga
7 hari lalu
BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga
PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.
BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024
8 hari lalu
BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024
Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
8 hari lalu
Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
11 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.