Pertemuan Wina Tak Berpengaruh, Harga Minyak Anjlok 5 Persen
Editor
Setiawan
Jumat, 26 Mei 2017 08:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak global anjlok sekitar 5 persen meskipun negara-negara produsen minyak telah bersepakat memperpanjang waktu pemangkasan produksi minyak hingga sembilan bulan.
Dalam pertemuan di kantor pusat OPEC di Wina, para menteri energi negara-negara anggota OPEC dan non-OPEC bersepakat memperpanjang pemangkasan produksi minyak hingga Maret tahun depan. Namun kalangan investor berharap produsen minyak bisa melangkah
lebih jauh.
Baca: Jelang Pertemuan OPEC, Harga Minyak Terus Menguat
Seperti dilansir BBC News, Jumat, 26 Mei 2017, harga minyak mentah acuan West Texas Intermediate anjlok US$ 2,58 ke posisi US$ 48,78 per barel. Begitu pula harga acuan Brent yang tergerus US$ 2,60 ke level US$ 51,36 per barel.
Khaled al-Falih, Menteri Energi Arab Saudi, mengatakan pemerintah Arab Saudi mempertimbangkan berbagai skenario perpanjangan pemangkasan produksi minyak dari enam, sembilan, sampai 12 bulan. "Kami juga mempertimbangkan opsi pemangkasan yang lebih tinggi," ucap Falih, yang memimpin pertemuan di Wina dengan mitranya, Menteri Energi Rusia Alexander Novak.
Menurut Falih, dari semua opsi yang ditawarkan, perpanjangan hingga sembilan bulan merupakan opsi yang paling optimal. "Dengan opsi ini, persediaan minyak kita bisa untuk lima tahun," ujarnya.
Baca: Harga Minyak Dunia Menguat, Simak Penyerbabnya
Negara anggota OPEC dan sebelas produsen minyak lain, termasuk Rusia, pada Desember lalu bersepakat mengurangi produksi minyaknya untuk menstabilkan harga yang terus anjlok. Saat itu, mereka bersepakat mengurangi produksi hingga 1,8 juta barel per hari atau setara dengan sekitar 2 persen dari produksi minyak mentah dunia.
Kalangan analis mengkritik OPEC yang dinilai tidak berhasil dalam memangkas produksi minyak yang membuat harga minyak anjlok. Chris Beauchamp dari perusahaan perdagangan online, IG, menilai keyakinan Khaled al-Falih bahwa pengurangan produksi minyak yang lebih besar tidak diperlukan sebagai ungkapan yang aneh.
Alexader Andlauer dari perusahaan riset ekuitas, Alphavalue, menuturkan strategi OPEC dalam pemangkasan produksi minyak adalah sesuatu yang "kuno".
SETIAWAN ADIWIJAYA