TEMPO Interaktif, Jakarta:Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi sedang menjajaki kerja sama dengan beberapa negara untuk mengirim tenaga kerja Indonesia (TKI) yang akan bekerja di sektor formal.“Ada market-nya, tapi masih dalam pembicaraan karena menyangkut akreditasi wilayah,” kata Sekretaris Direktur Jenderal Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Luar Negeri (PPTKLN) Depnakertrans, Malik Harahap, kemarin malam (6/10).Peluang kerja yang ditawarkan, di antaranya, Australia membutuhkan tenaga perawat, pertanian, dan manufaktur sebanyak 2.000 orang, Jepang membutuhkan perawat hampir 20.000 orang, Macau untuk perhotelan dan spa sebanyak 13.000 orang. Selain itu, Qatar membutuhkan TKI untuk bekerja di migas, industri pupuk, dan perhotelan sebanyak 5.000 orang, Kuwait untuk sektor migas dan perawat sebanyak 5.000 orang.Yordania juga membutuhkan TKI sebagai perawat dan tenaga medis lainnya sebanyak 3.000 orang, Uni Emirat Arab untuk migas dan industri pupuk sebanyak 1.500 orang, Yunani untuk pekerja di kapal pesiar dan tenaga pertanian sebanyak 46.000 orang, Spanyol dan Italia untuk pekerja di kapal pesiar masing-masing sebanyak 750 dan 1.000 orang.Amerika, kata Malik, juga memerlukan tenaga perawat dan spa sebanyak 1.000 orang dan sedang dijajaki untuk tenaga perkebunan brokoli dan sawi dengan peluang kerja 3.000 orang. Kanada memerlukan tenaga kerja untuk bidang teknologi informasi, kapal pesiar dan spa sebanyak 3.000 orang. Cyprus juga memerlukan tenaga kerja untuk kapal pesiar dan pemetik zaitun, meskipun belum diketahui jumlah persis tenaga kerja yang dibutuhkan. Demikian juga Belanda untuk tenaga perawat.Malik menambahkan, penjajakan itu dilakukan untuk memenuhi target pengiriman TKI yang memenuhi peluang kerja sektor formal sebanyak 50 persen dari seluruh TKI yang dikirim pada akhir 2009. Saat ini, 74,3 persen TKI yang dikirim bekerja pada sektor informal (rumah tangga).Nur Aini