Presiden Joko Widodo memeriksa peti kemas berisi rumput laut saat menghadiri pencanangan Gerakan Peningkatan Ekspor 3 Kali Lipat dan Sulawesi Berstandar SNI di Pelabuhan Indonesia 4, Makassar, Sulawesi Selatan, 3 Agustus 2015. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Nilai ekspor produk DKI Jakarta pada Oktober 2015 mencapai US$ 960,43 juta. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, realisasi tersebut turun 14,82% dari nilai ekspor bulan sebelumnya yang mencapai US$1.127 juta.
Kepala BPS DKI Nyoto Widodo mengatakan tren penurunan hingga Oktober 2015 di Ibu Kota sejalan dengan kinerja ekspor nasional. "Penurunan ekspor terjadi karena permintaan dari negara tujuan. Ini merupakan dampak dari perlambatan ekonomi global," ujarnya di kantor BPS DKI, Selasa, 1 Desember 2015.
Dia menuturkan kontribusi nilai ekspor produk-produk DKI Jakarta terhadap total nilai ekspor yang melalui Ibu Kota mencapai 24,39%. Realisasi tersebut turun 3,11 point dari kontribusi bulan sebelumnya yang mencapai 27,50%.
Pangsa pasar utama produk ekspor DKI Jakarta pada bulan Oktober adalah kawasan Asean (41,87%). "Market share ekspor DKI ke Asean meningkat 3,01% dari bulan yang sama tahun (yoy) sebelumnya yakni 38,77%," imbuhnya.
Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?
11 Januari 2023
Nilai Ekspor Indonesia 2022 Tumbuh 29,4 Persen, Komoditas Apa yang Berkontribusi?
Nilai ekspor Indonesia pada 2022 tumbuh 29,4 persen dengan nilai US$ 268 miliar atau sekitar Rp 4.144 triliun. Beberapa komoditas seperti besi baja, bahan bakar fosil, dan minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) berkontribusi dalam peningkatan tersebut.