Curiga Kartel, KPPU Awasi Kenaikan Harga Beras  

Reporter

Kamis, 12 November 2015 17:16 WIB

Pekerja merapihkan beras dagangan di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, 10 November 2015. Beras impor asal Vietnam diperkirakan jumlahnya mencapai 1 juta ton. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan harga beras lumrah terjadi pada musim kemarau. Tapi tahun ini Komisi Pengawas Persaingan Usaha melihat ada yang tak beres.

Terlepas dari berbagai analisis teknis, seperti stok, perubahan iklim, dan dampak El-Nino, KPPU mencatat bahwa terdapat permasalahan mendasar yang selama ini belum ditangani secara optimal dan komprehensif. Hal itu diungkapkan Kepala Bagian Kerja Sama Dalam Negeri dan Hubungan Masyarakat KPPU Dendy R. Sutrisno, Kamis, 12 November 2015.

Dendy menyatakan, dalam perspektif persaingan usaha, KPPU secara umum melihat struktur industri beras relatif kompetitif. "Interaksi di pasar cukup dinamis, di mana kekosongan pasokan di wilayah tertentu akan segera diisi wilayah lain," katanya.

Bila dicermati lebih jauh alur distribusi dari produksi sampai di konsumen, terlihat kompetisi yang sempurna hanya terjadi di level petani. Setelah itu, di level pengumpul, penggilingan, dan pedagang besar kompetisinya mulai tak sempurna hingga terdapat indikasi praktek monopolistik di tingkat pengecer.

Menurut Dendy, belakangan bahkan terdapat perkembangan yang cukup mengkhawatirkan. Sebab, para pelaku usaha besar diduga mulai masuk ke dalam industri beras dengan mengembangkan industri berskala besar. Mereka diduga telah menguasai pembelian dari petani, mengolahnya, dan mendistribusikan ke konsumen dengan mereka tertentu.

Kondisi ini, menurut Dendy, berpotensi mengubah struktur yang tadinya kompetitif dan dinamis menjadi lebih rigid karena pasar menjadi oligopoli. "Penyalahgunaan oligopoli dalam bentuk kelangkaan dan harga tinggi berpotensi terjadi," ujarnya.

Untuk mengantisipasi hal itu, KPPU telah menyiapkan langkah-langkah strategis dengan menurunkan tim yang akan terjun langsung ke lapangan."KPPU juga akan menggunakan instrumen Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 semaksimal mungkin, di antaranya tentang persaingan usaha yang sehat serta mencegah terjadinya kartel dan potensi permainan harga," ucap Dendy.

Saat ini Kementerian Perdagangan mencatat, harga rata-rata beras medium nasional sudah mencapai Rp 10.474 per kilogram. Angka itu sudah melebihi angka rata-rata pada Maret 2015 sebesar Rp 10.373 per kilogram, saat kenaikan harga beras ramai diberitakan di media massa.

Pemerintah pun telah berusaha menambah cadangan beras dengan mengimpornya dari Vietnam. Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan beras impor sudah mulai tiba di Pelabuhan Tanjung Priok. "Yang paling penting, pemerintah menyiapkan cadangan nasional yang cukup," kata Kalla di Istana Wakil Presiden, Rabu kemarin.

PINGIT ARIA | TIKA PRIMANDARI




Berita terkait

Kasus Pinjol Pendidikan, KPPU: Suku Bunga Terlalu Tinggi

36 hari lalu

Kasus Pinjol Pendidikan, KPPU: Suku Bunga Terlalu Tinggi

Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU melanjutkan kasus pinjaman online (Pinjol) pendidikan ke penegakan hukum.

Baca Selengkapnya

PPATK dan KPPU Perkuat Kerja Sama Penanganan Pencucian Uang di Transaksi Merger serta Akuisisi

46 hari lalu

PPATK dan KPPU Perkuat Kerja Sama Penanganan Pencucian Uang di Transaksi Merger serta Akuisisi

PPATK dan KPPU memperkuat kerja sama penanganan kasus pencucian uang di transaksi merger dan akuisisi.

Baca Selengkapnya

KPPU Beberkan Utang Rafaksi Minyak Goreng Pemerintah Rp 1,1 Triliun

11 Mei 2023

KPPU Beberkan Utang Rafaksi Minyak Goreng Pemerintah Rp 1,1 Triliun

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memperkirakan tagihan rafaksi atau utang pemerintah terkait minyak goreng mencapai Rp 1,1 triliun.

Baca Selengkapnya

KPPU Terbitkan Aturan Baru Penanganan Perkara

12 April 2023

KPPU Terbitkan Aturan Baru Penanganan Perkara

Komisi Pengawas Persaingan Usaha atau KPPU menerbitkan peraturan baru mengenai penanganan perkara.

Baca Selengkapnya

KPPU Sebut 2 Pelanggaran Penyebab Minyakita Langka dan Mahal, Apa Saja?

13 Februari 2023

KPPU Sebut 2 Pelanggaran Penyebab Minyakita Langka dan Mahal, Apa Saja?

Minyakita yang semakin langka dan mahal disebut KPPU karena maraknya pelanggaran penjualan di berbagai wilayah.

Baca Selengkapnya

Pedagang Sebut Minyakita Dijual Secara Bundling, Kemendag: Tidak Boleh

13 Februari 2023

Pedagang Sebut Minyakita Dijual Secara Bundling, Kemendag: Tidak Boleh

Kemendag melarang penjualan Minyakita secara bersyarat atau bundling yang diakui pedagang pasar.

Baca Selengkapnya

KPPU Temukan Dugaan Kemasan Minyakita Dibuka dan Dijual Sebagai Minyak Curah

13 Februari 2023

KPPU Temukan Dugaan Kemasan Minyakita Dibuka dan Dijual Sebagai Minyak Curah

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) kembali mengungkapkan hasil investigasinya ihwal penyebab harga minyak goreng bersubsidi merek Minyakita melonjak di atas batas eceran tertinggi (HET).

Baca Selengkapnya

Minyakita Langka, KPPU: Masih Banyak Pelanggaran di Berbagai Daerah

13 Februari 2023

Minyakita Langka, KPPU: Masih Banyak Pelanggaran di Berbagai Daerah

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyebut banyak pelanggaran dalam penjualan Minyakita di berbagai daerah.

Baca Selengkapnya

KPPU Sebut Jakpro Bantah Dugaan Persekongkolan Tender Proyek Revitalisasi TIM Tahap III

2 Februari 2023

KPPU Sebut Jakpro Bantah Dugaan Persekongkolan Tender Proyek Revitalisasi TIM Tahap III

KPPU mengatakan para terlapor, termasuk PT Jakpro menolak soal dugaan persengkokolan tender proyek revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) Tahap III.

Baca Selengkapnya

Afif Hasbullah Ditunjuk Jadi Ketua KPPU

16 September 2022

Afif Hasbullah Ditunjuk Jadi Ketua KPPU

Penetapan Ketua KPPU mengacu pada Keputusan Presiden Nomor 75 Tahun 1999 tentang Komisi Pengawas Persaingan Usaha.

Baca Selengkapnya