Menangguk Berkah Dari Murahnya Harga Minyak

Reporter

Selasa, 3 November 2015 23:00 WIB

Petugas melakukan pengisian bahan bakar avtur pada pesawat Garuda pengangkut jemaah haji di Bandara Udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, 25 Agustus 2015. Pertamina melayani suplay avtur kebutuhan pemberangkatan jemaah haji untuk maskapai Garuda Indonesia serta maskapai asing Saudi Arabia dengan kapasitas tangki sebesar 5.500 KL di Bandara Halim Perdanakusuma. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah dunia diperkirakan masih akan menunjukkan tren yang menurun menyusul kelebihan pasokan tidak menunjukkan tanda-tanda akan berkurang. Sementara itu, permintaan diperkirakan belum membaik.

Lembaga pemeringkat internasional, Moody’s, misalnya, memproyeksikan harga minyak mentah produksi Amerika Serikat, West Texas Intermediate, dan dari lapangan minyak Brent di Inggris masing-masing US$ 48 dan US$ 53 per barel pada 2016.

Tren penurunan harga minyak mentah dunia tentu saja menjadi berkah bagi sejumlah sektor terutama konsumer dan retail yang sensitif terhadap perubahaan harga. Sektor perikanan, manufaktur, bisnis penerbangan dan logistik pun diuntungkan dengan anjloknya harga minyak mentah.

Juru bicara PT Garuda Indonesia, Benny Siga Butarbutar, mengatakan industri penerbangan sangat diuntungkan karena 40-50 persen dana operasi mereka dihabiskan untuk bahan bakar.

Konsumsi avtur di Grup Garuda mencapai 1,8 miliar liter per tahun. Kebutuhan ini bakal meningkat hingga 2 miliar liter tahun depan. ”Minyak murah ini pertanda positif,” kata Benny.

Tapi Benny memperkirakan kondisi menguntungkan ini tidak bertahan panjang. Pelemahan kurs rupiah sangat memukul, karena 75 persen perawatan dan pengadaan onderdil pesawat dikalkulasi dalam dolar. Garuda menerapkan strategi lindung nilai atau hedging buat membeli avtur untuk memperkecil risiko kerugian akibat fluktuasi kurs.

Sektor manufaktur juga diuntungkan dengan murahnya harga minyak. Wakil Direktur PT PAN Brothers Tbk Anne Patricia Sutanto mengatakan penjualan perusahaan tekstilnya meningkat 20 persen tahun ini dibanding tahun lalu, yang tercatat mencapai US$ 338,5 juta. ”Turunnya harga minyak membuat biaya operasi dan pengiriman barang ke pelabuhan juga turun," ucapnya.

Perusahaan garmen seperti PAN Brothers untung besar karena hampir 100 persen produknya berorientasi ekspor. Meski 70 persen bahan bakunya diimpor, perusahaan masih meraup untung di tengah lesunya ekonomi nasional. Produsen garmen lain yang mengandalkan pasar lokal terpaksa terkapar.

TEMPO


Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

6 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

13 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

13 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

14 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

14 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya