Kisruh Data, Petani Usul Dibentuk Lembaga Pangan Nasional  

Reporter

Selasa, 13 Oktober 2015 13:23 WIB

Petani menjemur gabah di daerah terdampak genangan Waduk Jatigede, Desa Cibogo, Darmaraja, Sumedang, Jawa Barat, 7 Agustus 2015. Kemarau panjang akibat dampak El Nino diprediksikan bakal mempengaruhi stok beras di masa paceklik di awal tahun depan. Idealnya Bulog memiliki stok 2,5 juta ton beras pada akhir tahun. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Asosiasi petani beras yang tergabung dalam Gerakan Kebangkitan Petani Indonesia (Gerbang Tani) mengusulkan pembentukan lembaga pangan nasional. Gagasan ini muncul karena pemerintah berencana mengimpor beras akibat ketidakakuratan data produksi gabah dalam negeri.

"Kami mengusulkan lembaga ini ada di bawah Presiden. Nantinya lembaga ini akan berwenang penuh atas kebijakan pangan nasional," kata Ketua Umum Gerbang Tani Idham Arsyad dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Selasa, 13 Oktober 2015.

Menurut Idham, para petani resah dengan wacana-wacana impor beras yang selama ini dilontarkan. Ia mencontohkan pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menyatakan impor beras diperlukan. "Dengan lembaga pangan ini, bukan kebijakan Wapres atas nama rapat kabinet yang akan memutuskan impor atau tidak impor beras," ujarnya.

Simak juga:
Soal Freeport, Rizal Ramli Sebut Menteri ESDM Keblinger
Jero Pakai Dana Negara Buat Pijat dan...
Sudirman Said: Ndak Ada Waktu Rumuskan Kata-kata Kotor

Adapun kantor berita Reuters memberitakan, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Vietnam menyatakan telah memenangi kontrak untuk memasok 1 juta ton beras ke Indonesia. Kontrak tersebut senilai US$ 350 per ton atau total setara Rp 4,8 triliun.

Pemberitaan tersebut mengemuka sejak pemerintah mewacanakan impor beras untuk mengantisipasi kekurangan pada akhir tahun. Menurut Idham, rencana ini bertolak belakang dengan Nawa Cita pemerintah Jokowi-JK, yakni mencapai kedaulatan pangan.

Badan Pusat Statistik sebelumnya menyatakan Indonesia bakal surplus beras 10,5 juta ton pada tahun ini. Namun, faktanya, harga beras terus naik di atas Rp 10.500 per kilogram untuk kualitas premium. Sedangkan stok beras Bulog hanya 1,8 juta ton, dengan rincian 1,1 juta ton beras medium untuk kebutuhan penyaluran beras sejahtera dan 700 ribu ton beras premium.

AYU PRIMA SANDI


Berita terkait

Mendag Jamin Bulog Tetap Serap Gabah dari Petani

27 Februari 2018

Mendag Jamin Bulog Tetap Serap Gabah dari Petani

Menteri Perdagangan mengatakan Bulog pasti menyerap gabah petani.

Baca Selengkapnya

Bulog Diminta Serap Gabah dan Beras Petani Saat Panen Raya

15 Januari 2018

Bulog Diminta Serap Gabah dan Beras Petani Saat Panen Raya

Pemerintah meminta Bulog menyerap beras dan gabah petani pada panen raya.

Baca Selengkapnya

Harga Beras Melambung Tinggi, Mendag Gelar Rapat Mendadak

11 Januari 2018

Harga Beras Melambung Tinggi, Mendag Gelar Rapat Mendadak

Kemendag memanggil Aprindo dan distributor untuk membahas kenaikan harga beras.

Baca Selengkapnya

Kementan Bantah Stok Beras Kosong

4 Januari 2018

Kementan Bantah Stok Beras Kosong

Kementerian Pertanian menilai produksi Beras dalam negeri cukup untuk memenuhi kebutuhan sehingga tidak perlu impor.

Baca Selengkapnya

Surplus 300 Ribu Ton Beras Kalbar akan Diekspor ke Malaysia

13 Oktober 2017

Surplus 300 Ribu Ton Beras Kalbar akan Diekspor ke Malaysia

Indonesia akan mengekspor beras untuk Malaysia mulai tahun depan.

Baca Selengkapnya

Toko Tani Indonesia Jual Beras Murah, Hanya Rp 8 Ribu Per Kg

4 Oktober 2017

Toko Tani Indonesia Jual Beras Murah, Hanya Rp 8 Ribu Per Kg

Toko Tani Indonesia menjual beras dengan harga murah untuk menjawab kelangkaan pangan.

Baca Selengkapnya

HET Berlaku, Stok Beras Medium di Pasar Induk Cipinang Langka

25 September 2017

HET Berlaku, Stok Beras Medium di Pasar Induk Cipinang Langka

Beras medium disebut mulai langka semenjak harga eceran tertinggi ditetapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Menteri Amran Klaim Penerapan HET Beras Berhasil

24 September 2017

Menteri Amran Klaim Penerapan HET Beras Berhasil

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim penerapan Harga Eceran Tertinggi beras sejauh ini bebas dari reaksi keras dan gangguan.

Baca Selengkapnya

Tolak Harga Eceran, Pedagang Beras Cipinang Ancam Unjuk Rasa  

5 September 2017

Tolak Harga Eceran, Pedagang Beras Cipinang Ancam Unjuk Rasa  

Pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang berencana menyampaikan keluhannya terhadap pemerintah atas penetapan harga eceran tertinggi beras.

Baca Selengkapnya

BPS: Agustus 2017, Harga Gabah Kering Kembali Naik

4 September 2017

BPS: Agustus 2017, Harga Gabah Kering Kembali Naik

Kenaikan harga gabah kering panen dan gabah kering giling terjadi di tingkat petani maupun di penggilingan.

Baca Selengkapnya