Begini Siasat untuk Tingkatkan Daya Beli ala Aprindo

Reporter

Rabu, 7 Oktober 2015 05:24 WIB

Ilustrasi belanja di supermarket. TEMPO/Dinul Mubarok

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan ada beberapa langkah cespleng untuk meningkatkan daya beli masyarakat di tengah pelemahan ekonomi Indonesia. Beberapa hari ini memang mulai membaik lantaran nilai tukar rupiah mengalami penguatan.

"Ada tiga langkah cespleng yang harus diperhatikan pemerintah dalam meningkatkan daya beli masyarakat di tengah kondisi pelemahan ekonomi dan depresiasi rupiah beberapa waktu ini,” kata Roy di Grand Hyatt Hotel, Jakarta, Selasa, 6 Oktober 2015.

‎Roy meyakini paket kebijakan ekonomi jilid ketiga akan mampu mengangkat rupiah, dan ini merupakan salah satu langkah cespleng pemerintah. Namun ada lagi yang harus dilakukan, Pertama, bagaimana mengatur kebijakan moneter dan fiskal terkendali dengan baik. Fluktuasi rupiahnya harus tetap terjaga.

‎Kedua, energi bisa dihitung kembali dalam hal biaya bahan bakar minyak (BBM). Roy menjelaskan, harga minyak dunia di awal tahun sebesar US$ 40 per barel, sekarang menjadi US$ 46 per barel, tapi pemerintah belum juga menurunkan harga BBM. "Kalau bisa diturunkan akan meningkatkan daya beli."

Ketiga, terkait dengan suku bunga acuan (BI Rate), di mana dengan perlambatan ekonomi, BI Rate 7,5 persen masih cukup signifikan. Tapi dari kacamata pengusaha, menurut Roy, jika diturunkan 0,5-1 persen itu bisa membantu produsen dan industri.

Nanti suku bunga juga akan turun kalau BI Rate turun. Jadi target pertumbuhan ekonomi pemerintah di 4,9-5,1 persen bisa tercapai," tuturnya.

Menurut Roy, pemerintah sebenarnya sudah mengetahui kalau langkah-langkah itu paling dasar untuk mengembalikan daya beli atau konsumsi masyarakat. Bila konsumsi masyarakat tergerus, maka ekonomi akan terus tergerus, ditambah saat ini investasi tumbuh 30 persen dan pengeluaran pemerintah 8-10 persen dari PDB. "Jadi konsumsi masyarakat harus dijaga dengan cespleng itu tadi dan pengaturan yang sifatnya enggak menghambat industri untuk berkembang," ujarnya.

INGE KLARA SAFITRI

Berita terkait

Harga Beras Kian Meroket, Aprindo Minta Bulog Gelontorkan 2.500 Ton ke Ritel Setiap Bulan

21 September 2023

Harga Beras Kian Meroket, Aprindo Minta Bulog Gelontorkan 2.500 Ton ke Ritel Setiap Bulan

Roy Nicholas Mandey mengaku telah meminta Perum Bulog menggelontorkan stok beras ke ritel sebanyak 2.500 ton. Hal tersebut untuk meredam kenaikan harga beras secara nasional.

Baca Selengkapnya

Sederet Ancaman Pengusaha ke Pemerintah yang Tak Kunjung Bayar Rafaksi Minyak Goreng

20 Agustus 2023

Sederet Ancaman Pengusaha ke Pemerintah yang Tak Kunjung Bayar Rafaksi Minyak Goreng

Aprindo beberkan sejumlah ancaman kepada pemerintah yang tak kunjung melunasi utang rafaksi minyak goreng. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Aprindo Tidak Kunjung Berhasil Tagih Utang Minyak Goreng, Aprindo: Kami Minta Transparansi

11 Mei 2023

Aprindo Tidak Kunjung Berhasil Tagih Utang Minyak Goreng, Aprindo: Kami Minta Transparansi

Perwakilan Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) terus menagih utang subsidi atau rafaksi minyak goreng.

Baca Selengkapnya

Betulkah Pengusaha Ritel Tak Ambil Margin dari Penjualan Beras Bulog? Ini Kata Aprindo

9 Februari 2023

Betulkah Pengusaha Ritel Tak Ambil Margin dari Penjualan Beras Bulog? Ini Kata Aprindo

Buwas mengklaim pengusaha ritel tidak mendapatkan margin sama sekali dari penjualan beras Bulog ukuran 5 kilogram seharga Rp 47.250.

Baca Selengkapnya

Pekan Ini Beras Bulog 5 Kg Dijual di Indomaret dan Alfamart

9 Februari 2023

Pekan Ini Beras Bulog 5 Kg Dijual di Indomaret dan Alfamart

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengumumkan beras Bulog akan mulai dijual di ritel modern Alfamart dan Indomaret pekan ini.

Baca Selengkapnya

Gerai Makanan dan Minuman Merugi, Aprindo: Tidak Memperhitungkan Perubahan Zaman

9 Februari 2023

Gerai Makanan dan Minuman Merugi, Aprindo: Tidak Memperhitungkan Perubahan Zaman

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengungkap penyebab banyaknya gerai makanan dan minuman yang tutup.

Baca Selengkapnya

Aprindo Bantah Minyakita Langka Karena Dijual di Ritel Modern: Peminatnya Tidak Banyak

9 Februari 2023

Aprindo Bantah Minyakita Langka Karena Dijual di Ritel Modern: Peminatnya Tidak Banyak

Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan ritel modern selama ini tidak banyak menjual Minyakita. Minyakita juga tidak diminati pembeli.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Ungkap Penyebab Ukuran Produk Makanan dan Minuman Mengecil

15 November 2022

Pengusaha Ungkap Penyebab Ukuran Produk Makanan dan Minuman Mengecil

Pengusaha menyebut tren produk makanan dan minuman (mamin) dengan kemasan serta ukuran diperkecil.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Lapor Daging Sapi dan Produk Turunannya Tak Boleh Masuk NTT

26 September 2022

Pengusaha Lapor Daging Sapi dan Produk Turunannya Tak Boleh Masuk NTT

Larangan masuk produk sapi dan turunannya dilakukan untuk mencegah masuknya penyakit mulut dan kuku (PMK).

Baca Selengkapnya

Harga Mi Instan di Bali Mulai Naik, Pengusaha: Tidak Ada Kepanikan

11 Agustus 2022

Harga Mi Instan di Bali Mulai Naik, Pengusaha: Tidak Ada Kepanikan

Pedagang sembako di Pasar Katrangan, Ni Made Kartini, mengatakan harga mi instan per dus dari distributor sudah mengalami kenaikan Rp 10 ribu.

Baca Selengkapnya