BPJS Gandeng Para Pembatik  

Reporter

Jumat, 2 Oktober 2015 19:47 WIB

TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Para perajin Peguyuban Batik Kawasan Mandala Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ikut dalam program asuransi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan.

"Khususnya yang menjadi tenaga langsung sebagai pembatik, sementara memang baru mereka itu yang bisa kami ikutkan dalam BPJS Ketenagakerjaan," kata Sekretaris Peguyuban Batik Kawasan Mandala Borobudur Kabupaten Magelang Adi Winarto di Borobudur, Jumat (2 Oktober 2015).

Hingga saat ini, katanya, peguyuban baru bisa mengikutsertakan sekitar 30 pembatik dalam program BPJS Ketenagakerjaan.

Ia menjelaskan pembayaran iuran Rp72.000 per bulan para anggota yang mengikuti program BPJS tersebut, ditanggung oleh peguyuban dengan ketua yang juga pelaku wisata kawasan Candi Borobudur, Jack Priyono tersebut.

Jaminan yang terlayani, katanya, antara lain menyangkut kecelakaan kerja, jaminan hari tua, dan santunan meninggal dunia.

Ia menjelaskan dana untuk membayar iuran BPJS bagi para anggota tersebut, diambil dari keuntungan hasil kemitraan terkait usaha produksi batik khas Borobudur antara peguyuban tersebut dengan pengelola kepariwisaan Candi Borobudur.

"Ini tahun kedua, pengelola peguyuban pembantik kawasan, menyertakan anggota dalam jaminan sosial," katanya. (Lihat video Ini Tokoh Dunia yang Pernah Mengenakan Batik)

Ia menjelaskan pengelola peguyuban memikirkan untuk menambah jumlah anggota untuk diikutkan dalam program BPJS Ketenagakerjaan, antara lain dengan memperluas jangkauan pemasaran produk batik khas Borobudur, hasil karya para anggota yang terutama kalangan perempuan di kawasan warisan budaya dunia tersebut.

"Kalau marketing semakin luas, tentu tingkat produksi meningkat, dan kami bakal menambah tenaga kerja. Tahun ini, kami memang sedang mengevaluasi soal marketing supaya lebih luas, sehingga otomatis menambah jumlah anggota yang bisa ikut dalam program jaminan sosial," katanya.

Peguyuban Batik Kawasan Mandala Borobudur selama ini di bawah pembinaan dari Badan Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata, meliputi delapan kelompok perajin batik dari beberapa desa di kawasan Candi Borobudur.

"Setiap kelompok pembantik, rata-rata mempekerjakan lima orang. Dengan peguyuban ini, selain untuk meningkatkan kesehteraan juga menambah wawasan dan keterampilan membatik para anggota," katanya.





ANTARA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

6 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

7 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

10 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

35 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

37 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

54 hari lalu

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

28 Februari 2024

KBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta

Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).

Baca Selengkapnya

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

17 Februari 2024

Piaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik

Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.

Baca Selengkapnya

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

11 Februari 2024

NMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik

NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.

Baca Selengkapnya

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

6 Februari 2024

Cerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online

Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.

Baca Selengkapnya