KERETA CEPAT: Studi Kelayakan Siapa Paling Unggul? (Bag. 2)

Reporter

Editor

Anton Septian

Sabtu, 15 Agustus 2015 10:05 WIB

Perusahaan kereta api asal China, China Railway Corporation menggelar pameran Kereta Api Kecepatan Tinggi miliknya di Jakarta, 13 Agustus 2015. Pameran tersebut mengambil tema `Kereta Api Kecepatan Tinggi Tiongkok yang Berkembang Pesat` TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - PEKAN ini menjadi hari-hari yang padat buat Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi (NDRC) Cina, Xu Shaoshi. Senin pagi, ia mendatangi kantor Kementerian Perhubungan untuk menemui Menteri Ignasius Jonan. Siangnya, Xu bergeser ke Istana Negara guna bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Xu, yang memimpin rombongan delegasi Cina, membawa hasil studi kelayakan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung versi mereka.

Keesokan harinya, Xu sowan ke kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla. Safari Xu berlanjut ke kantor Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago. "Kami sangat menantikan dukungan Wakil Presiden dalam pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung," ujar Xu setelah menemui JK, Selasa lalu.

Menurut Andrinof, yang kala itu masih menjabat menteri, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung versi Cina berbiaya US$ 5,5 miliar atau sekitar Rp 71,5 triliun dengan kurs rupiah 13 ribu per dolar AS. Proyek ini nantinya dikerjakan bersama oleh badan usaha milik negara (BUMN) Cina dan Indonesia.

BUMN Indonesia akan mendapat pinjaman dengan bunga 2 persen per tahun dan tenor 40 tahun, ditambah masa tenggang pembayaran (grace period) 10 tahun. Tawaran Cina ini disebut Andrinof menarik karena tak meminta garansi dan tidak memakai anggaran negara. Dia mengakui, Cina sudah membandingkan tawarannya dengan studi kelayakan Jepang yang sudah lebih dulu diajukan. Namun, menurut Andrinof, pemerintah belum memutuskan perihal skema pembebasan lahan berdasarkan proposal versi Cina.

Kalau dibandingkan, jangka waktu penyelesaian studi kelayakan antara Jepang dan Cina bagai langit dan bumi. Jepang memulai pra-studi kelayakan pada akhir 2011, dan melanjutkannya dengan studi kelayakan tahap pertama yang baru rampung pada April 2015. Sedangkan Cina baru memulai studi kelayakan setelah nota kesepahaman antara Menteri BUMN Rini Soemarno dan Xu Shaoshi diteken pada Maret 2015 di Beijing.

Meski studi kelayakan Jepang selesai lebih dulu, anggota staf khusus Menteri BUMN, Sahala Lumban Gaol, menuturkan studi kelayakan Cina tak ada kaitannya dengan studi kelayakan Jepang. "Ini murni Cina yang buat dan tak terpengaruh studi Jepang," ujarnya di kantor Bappenas saat menemui Xu. Menurut dia, Cina menjanjikan proyek bisa dimulai pada akhir Agustus atau September 2015 dan selesai hanya dalam tempo tiga tahun.

Selanjutnya >> Hasil studi kelayakan Jepang...

Berita terkait

Larangan Merokok Ganja di Stasiun, Mengenal Deutsche Bahn Perusahaan Kereta Jerman yang Mengumumkan Aturan Ini

1 hari lalu

Larangan Merokok Ganja di Stasiun, Mengenal Deutsche Bahn Perusahaan Kereta Jerman yang Mengumumkan Aturan Ini

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn atau DB mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun. Aturan ini berlaku mulai 1 Juni 2024

Baca Selengkapnya

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

3 hari lalu

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

Ini yang harus diperhatikan dan dipantau saat ikut rekrutmen bersama BUMN.

Baca Selengkapnya

Volume Penumpang Kereta Api di Triwulan Pertama 2024 Mencapai 11 Juta Penumpang

3 hari lalu

Volume Penumpang Kereta Api di Triwulan Pertama 2024 Mencapai 11 Juta Penumpang

KAI mengoperasikan sejumlah kereta api baru, di antaranya seperti KA Argo Merbabu relasi Gambir-Semarang Tawang Bank Jateng (pp).

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

3 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

5 Tips Memilih Kursi Kereta Api Jarak Jauh agar Tidak Mundur

3 hari lalu

5 Tips Memilih Kursi Kereta Api Jarak Jauh agar Tidak Mundur

Saat bepergian jarak jauh menggunakan kereta, ketahui beberapa tips memilih kursi kereta agar tidak mundur. Berikut ini tipsnya.

Baca Selengkapnya

KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen

3 hari lalu

KAI Sebut Penjualan Tiket Kereta Kelas Suite Compartment dan Luxury Laris saat Libur Lebaran, Laku hingga 112 Persen

EVP of Corporate Secretary PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji mengatakan penjualan tiket kereta api kelas Suite Class Compartment dan Luxury laris dibeli saat pelaksanaan angkutan masa Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

4 hari lalu

Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

DK PWI telah memutuskan memberikan sanksi dan tindakan organisatoris terhadap Ketua Umum PWI Hendry Ch Bangun dan tiga pengurus PWI lainnya.

Baca Selengkapnya

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

5 hari lalu

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

Sleeper train L'Observatoire Venice Simplon-Orient-Express mulai beroperasi tahun 202

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

5 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

5 hari lalu

Venice Simplon-Orient-Express Hadirkan Sleeper Train yang Dirancang Seniman

Venice Simplon-Orient-Express pertama kalinya menghadirkan sleeper train yang dirancang khusus oleh seniman

Baca Selengkapnya