Mobil murah milik Toyota yaitu Agya saat diperkenalkan di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2013, Jakarta, (24/9). TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini Pertalite, yang merupakan produk bahan bakar minyak baru PT Pertamina (Persero), mulai menjalani uji pasar. Menurut pakar teknik mesin Institut Teknologi Bandung Tri Yuswidjajanto Zaenuri, Pertalite cocok untuk kendaraan low-cost green car (LCGC) karena mesin mobil murah itu berkompresi tinggi.
"Kami sudah uji Pertalite di laboratorium ITB. Hasilnya, penggunaan BBM dapat dihemat pada mesin berkompresi tinggi," ujar Tri dalam seremoni uji pasar Pertalite di Jakarta, Jumat, 24 Juli 2015.
Dalam pembandingan itu, kata Tri, Pertalite disandingkan dengan Premium. Sebab, jika dibandingkan dengan Pertamax, yang mempunyai kadar oktan lebih tinggi, Pertalite jelas kalah hemat. Dengan asumsi berkendara secara normal, LCGC menghabiskan Pertalite 1 liter untuk berlari sejauh 12-15 kilometer. Sedangkan Premium hanya bisa mencapai 11 kilometer.
Adapun standar LCGC adalah 1 liter untuk 20 kilometer. Namun, di Jakarta, dengan lalu lintas yang padat, mobil ini hanya bisa menempuh maksimal 15 kilometer. Begitu dalam pembakaran, Pertalite juga dianggap lebih menjaga panas mesin. Sebaliknya, Premium justru memicu pemanasan mesin lebih cepat.
"Jadi secara tekno ekonomis diperkirakan hematnya bisa 10-16 persen," kata Tri. Saat ini Pertalite masih dalam tahap tes pasar hingga dua bulan ke depan. Selama periode ini, BBM itu dijual dengan harga promo Rp 8.400 per liter.