Bea Cukai Gagalkan Ekspor 19 Kontainer Ikan Ilegal  

Reporter

Senin, 13 Juli 2015 20:06 WIB

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro saat menggelar jumpa pers di Jakarta, 2 Juli 2015. ANTARA/Vitalis Yogi Trisna

TEMPO.CO, Jakarta - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menggagalkan upaya ekspor ikan ilegal. Sebanyak 19 peti kemas penuh beraneka ragam ikan disita dari berbagai perusahaan eksportir nakal. Tangkapan ditaksir senilai Rp 9,6 miliar.

"Ikan-ikan ini berasal dari Belitong," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro di Kantor Bea Cukai Tanjung Priok Jakarta, Senin, 13 Juli 2015. Bambang mengatakan ikan-ikan ini akan segera menyeberang ke Singapura, Vietnam, Sri Langka, Amerika Serikat, dan Malaysia jika tak dihentikan Bea Cukai.

Menurut Bambang, penyitaan dilakukan lantaran perusahaan-perusahaan tersebut tak bisa memperlihatkan berkas-berkas yang diperlukan untuk ekspor. Selain surat izin ekspor, ke-14 perusahaan yang belum bisa dipublikasikan tersebut tak memiliki surat Hazard Analysis and Critical Control Point dan sertifikat kesehatan dari otoritas kesehatan untuk keamanan produk yang akan dikirim ke luar negeri.

Bambang mengatakan tak begitu memperhatikan nilai tangkapan. Kepastian suplai ikan dalam negeri, ujarnya, menjadi perhatian yang lebih utama. Selain itu, memperketat pengawasan ekspor barang dalam negeri, juga dapat mengharumkan citra bangsa dalam perdagangan internasional.

Direktur Jendral Bea Cukai, Heru Pambudi mengatakan upaya ini sukses dilakukan berkat kerja sama intelijen bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan. "Tangkapan ini adalah upaya lanjutan tangkapan kasus sebelumnya," ujar Heru. Dia merujuk pada hasil tangkapan ikan ilegal yang dirilis oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti akhir bulan lalu. Sedangkan tangkapan ini merupakan hasil pencekalan ekspor ilegal selama dua pekan terakhir.

Heru mengatakan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan melalukan verifikasi data eksportir secara bilateral dengan negara-negara tujuan. Hasilnya, ke-14 eksportir tersebut tak terdata sebagai eksportir legal di negara-negara tersebut. "Makanya kami tahan mereka," ujarnya.

Hasil tangkapan, ujar Heru, terdiri dari berbagai jenis ikan seperti berbagai produk ikan hiu, udang beku, ubur-ubur, tuna, muroaji, kakap merah, lobster, hingga makarel asal Spanyol. Selanjutnya, proses selanjutnya kasus tersebut akan dialihkan kepada KKP, musababnya, praktik ekspor ilegal tersebut masuk dalam ranah Undang-Undang Perikanan.

Kepala Badan Karantina Ikan Narmoko Prasmadji mengatakan akan menyelidiki ihwal motif kejahatan tersebut. "Kami curiga para eksportir nakal menggunakan modus baru melakukan ekspor dengan porsi yang kecil," katanya. Kecilnya porsi ekspor, imbuhnya, membuat otoritas berwajib mengendurkan pengawasan ketimbang ekspor dengan porsi yang lebih besar.

Selain itu, pihaknya akan melakukan verifikasi kandungan gizi pada ikan-ikan sitaan tersebut. Menurutnya, tak menutup kemungkinan barang sitaan tersebut akan digunakan untuk bahan pakan ikan. "Kalau gizinya mencukupi akan kami lelang, kalau buruk akan kami musnahkan," katanya.

Narmoko mengatakan situasi ironis menerpa negara ihwal bisnis pakan ikan. Menurut data KKP, negara mengimpor pakan ikan jadi senilai Rp 10-15 triliun per tahunnya, sedangkan bahan bakunya merupakan barang ilegal dari Indonesia.

ANDI RUSLI

Berita terkait

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

9 hari lalu

DFW Desak Pemerintah Usut Dugaan Kejahatan Perikanan di Laut Arafura

Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia mendesak pemerintah untuk mengusut dugaan kejahatan perikanan di laut Arafura.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

20 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

38 hari lalu

Terkini Bisnis: Sri Mulyani Masih Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,2 Persen, Bahlil Debat dengan Luhut

Sri Mulyani masih yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap bisa mencapai 5,2 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

39 hari lalu

Inflasi Komoditas Perikanan 2,61 Persen, Ditopang Produksi Melimpah

KKP menargetkan inflasi komoditas perikanan tahun 2023 sebesar 3+1 persen.

Baca Selengkapnya

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

39 hari lalu

KKP Anggarkan Rp 662 Miliar untuk Kesetaraan Gender, Ada 148 Ribu Perempuan di Sektor Perikanan

Anggaran untuk mendukung perempuan dan disabilitas yang ada dalam sektor perikanan nasional.

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

40 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

40 hari lalu

Edi Damansyah Dorong Produksi Perikanan Kukar

Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, membuat program Dedikasi Kukar Idaman untuk para nelayan dan pembudidaya ikan di Kecamatan Anggana.

Baca Selengkapnya

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

53 hari lalu

Gagal, Isu Pertanian dan Subsidi Perikanan Belum Disetujui WTO

Isu soal pertanian dan subsidi perikanan belum disetujui dalam KTM13 WTO di Abu Dhabi lalu. Meski demikian, sudah disetujui sekitar 80 member WTO.

Baca Selengkapnya

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

25 Februari 2024

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

Sejak penerapan sanksi administratif di sektor kelautan dan perikanan, KKP menyebut kebijakan tersebut mampu meningkatkan efek jera.

Baca Selengkapnya

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

19 Februari 2024

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

Ekonom Indef menyebut sejumlah sektor bakal terdampak oleh resesi yang melanda Jepang, tujuan ekspor terbesar keempat Indonesia.

Baca Selengkapnya