PLN Menargetkan Rp 10 Triliun untuk Investasi

Reporter

Editor

Senin, 14 Juli 2003 16:18 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Perusahaan Listrik Negara (PLN) menargetkan dana sekitar Rp 10 triliun untuk perluasan investasi, termasuk untuk pembangunan pembangkit baru dan perluasan jaringan pasokan listrik. Dana yang akan diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham sekitar Rp 2,5 triliun berasal dari kantong perusahaan tersebut, sisanya merupakan masukan pendapatan dari tarif dasar listrik yang dinaikkan. Jadi tahun ini kita akan dapatkan 7,5 triliun, kata direktur keuangan PLN Parno Isworo dalam diskusi di Menteng Plasa Jakarta, Sabtu (11/1). Menurut Parno, perluasan investasi itu dengan pembangunan pembangkit baru seperti salah satunya di Muara Tawar Marunda, Jakarta Utara, untuk menyelesaikan terjadinya krisis listrik yang akan berpuncak pada 2004 mendatang. Dia menjelaskan, krisis yang dimaksud adalah tercapainya beban puncak pemakaian listrik di Jawa bali sehingga PLN harus melakukan pemadaman bergantian di berbagai tempat. Dan untuk itu juga kami menghimbau masyarakat untuk berhemat sehingga beban puncak tidak sempat tercapai, kata dia. Mengenai kenaikan tarif dasar listrik, Parno menyebutkan, sebenarnya tidak ada penetapan tarif yang standar. Namun, dari rata-rata berkisar sekitar 16 persen. Hal itu merupakan perhitungan berdasarkan nilai tukar rupiah yang saat ini masih cukup tinggi ketimbang sebelum krisis. Apalagi, saat ini PLN juga tidak dalam posisi untung. Itu sangat tergantung pada kurs. Kalau kurs jadi Rp 7.000 per dolar AS, mungkin PLN akan berhenti menaikkan tarif atau mungkin sedikit turun, kata dia yang juga mengatakan untuk kenaikkan itu PLN akan terus berkomitmen dalam efisiensi. Sementara itu, wakil dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan, angka Rp 7 sen yang diterapkan dalam tarif dasar listrik sebenarnya sudah kelewat tinggi. Sebab, Malaysia sendiri hanya menetapkan sekitar 5 sen. Menurut dia, komponen dari angka itu ada yang disembunyikan, termasuk adanya kebocoran maupun harga listrik swasta yang di mark-up. Mengenai masalah perluasan jaringan listrik hingga ke pelosok-pelosok daerah yang belum terjangkau, Tulus mengatakan, itu adalah tanggung jawab pemerintah. Masyarakat dalam pembayaran listrik tidak bisa dibebankan untuk investasi pembangunan jaringan maupun pembangkit baru. Itu tanggung jawab pemerintah dong, bukan masyarakat, kata dia memberikan komentar mengenai sekitar 12 persen dari masyarakat Indonesia yang belum terjangkau listrik seperti yang dinyatakan PLN harus melalui upaya solidaritas sosial agar dapat menikmati kebutuhan listrik. Dalam kesempatan itu YLKI juga mengusulkan seperti yang sempat dibahas dalam UU kelistrikan, yaitu masalah pemberlakukan tarif tidak seragam. Sebab, sejauh ini seluruh tarif yang dibayar dipukul rata walaupun kualitas suplay maupun dekat tidaknya dengan pembangkit berbeda-beda. Tarifnya sama, tapi pelayanannya tidak, kan seperti antara Menteng dan Papua yang sama saja, kata Tulus mengomentari daerah elite yang tidak pernah padam listrik dengan daerah lainnya yang sering tersendat. Pemberlakuan tarif tidak seragam juga bisa pada daerah yang lebih dekat dengan pembangkit. (Dede Ariwibowo-Tempo News Room)

Berita terkait

Bahlil Siapkan Lahan untuk Investasi Sukanto Tanoto di IKN

1 menit lalu

Bahlil Siapkan Lahan untuk Investasi Sukanto Tanoto di IKN

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengklaim siapkan lahan untuk investasi pengusaha Indonesia Sukanto Tanoto di IKN.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

2 menit lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Silang Pendapat Politikus PKS soal Peluang Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

2 menit lalu

Silang Pendapat Politikus PKS soal Peluang Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

Soal PKS berada di luar atau dalam pemerintahan Prabowo-Gibran mendapatkan respons berbeda dari internal PKS.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

8 menit lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

15 Ribu Orang Serbu Tiket Sheila on 7 di Pekanbaru, Habis Dipesan dalam 7 Menit

17 menit lalu

15 Ribu Orang Serbu Tiket Sheila on 7 di Pekanbaru, Habis Dipesan dalam 7 Menit

Dalam tujuh menit war tiket nonton konser Sheila on 7 dibuka, sudah belasan ribu orang memesannya.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

19 menit lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Alur dan Besaran Bantuan Perbaikan Rumah Korban Terdampak Gempa Garut dari BNPB

20 menit lalu

Alur dan Besaran Bantuan Perbaikan Rumah Korban Terdampak Gempa Garut dari BNPB

BNPB terus mengupayakan penanggulangan dampak gempa Garut.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

24 menit lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Mengintip Liburan Mewah di Laut Merah ala Cristiano Ronaldo

25 menit lalu

Mengintip Liburan Mewah di Laut Merah ala Cristiano Ronaldo

Ronaldo memotret Laut Merah dan menandai kunjungannya ke The St. Regis Resort Red Sea, sebuah properti mewah yang menjadi perhatian.

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

29 menit lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya