Membalik Kenaikan, Harga Minyak Turun di Perdagangan Asia

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 22 Mei 2015 22:01 WIB

Seorang pekerja Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) duduk di tempat pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar yang habis di SPBU Tamanan Kota Kediri, Jawa Timur, 25 Agustus 2014. SPBU di wilayah Kota Kediri kehabisan BBM Jenis Solar sejak Ahad (24/8). ANTARA/Rudi Mulya

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak turun di perdagangan Asia, Jumat, membalikkan kenaikan tajam pada sesi sebelumnya yang didorong oleh harapan bahwa kelebihan pasokan global dapat segera berakhir.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli melemah 11 sen menjadi 60,61 dolar AS per dolar AS, sementara minyak mentah Brent untuk Juli turun 18 sen menjadi 66,33 dolar AS di perdagangan sore.

WTI melonjak 1,74 dolar AS dan Brent naik 1,51 dolar AS pada Kamis di hari kedua reli setelah Departemen Energi AS (DoE) merilis laporan stok minyak terbaru, yang sebagian besar dilihat oleh para analis sebagai "bullish".

"Sekarang, reli tampaknya telah berakhir mungkin akibat ambil untung karena pasar menyesuaikan kembali," Nicholas Teo, analis pasar di CMC Markets di Singapura, mengatakan kepada AFP.

Laporan DoE pada Rabu menunjukkan persediaan minyak mentah AS jatuh untuk ketiga minggu berturut-turut, sebesar 2,7 juta barel, lebih besar dari perkiraan para analis.

Penurunan persediaan AS biasanya menunjukkan permintaan yang sehat di konsumen minyak mentah utama dunia itu.

"Kami tidak pernah memperkirakan angka persediaan AS turun sebanyak itu dan reli harga malam tadi adalah karena pedagang bereaksi terhadap penurunan ini," kata Teo.

Laporan ini juga menunjukkan produksi minyak AS turun 112.000 barel per hari menjadi 9,26 juta barel.

Penurunan produksi telah menimbulkan harapan pengurangan dalam penumpukan cadangan minyak mentah global, yang merupakan alasan utama jatuhnya harga lebih dari 50 persen antara Juni hingga Januari lalu.

Daniel Ang, analis investasi pada Phillip Futures di Singapura, mengatakan harga minyak tetap didukung akibat melemahnya dolar, karena harapan kenaikan suku bunga AS dalam waktu dekat menghilang.

Risalah dari pertemuan kebijakan Federal Reserve AS April yang dirilis Rabu menunjukkan anggota dewan khawatir ekonomi terbesar di dunia itu belum siap untuk menyerap kenaikan suku bunga dari rekor terendah saat ini.

"Dengan ekspektasi kenaikan suku bunga didorong mundur kembali, kekuatan dolar AS akan tetap lebih rendah untuk jangka waktu yang lama," kata Ang.

Dolar AS yang lebih lemah membuat minyak yang dalam harga dolar lebih murah untuk investor internasional sehingga cenderung meningkatkan permintaan.



ANTARA

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

6 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

13 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

13 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

14 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

14 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya