TEMPO Interaktif, Surabaya:Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi menyatakan Uni Eropa dalam waktu dekat ini akan melakukan inspeksi terhadap produk ikan Indonesia yang akan diekspor ke Eropa. Inspeksi ini dilakukan karena otoritas produk makanan dan perikanan Uni Eropa menemukan produk perikanan Indonesia terkontaminasi sejumlah bahan beracun dan berbahaya. Menurut Freddy, globalisasi perdagangan dan masyarakat konsumen di pasar luar negeri menuntut jaminan mutu dan keamanan pangan. "Karena itu jika produk perikanan Indonesia mengandung bahan beracun dan berbahaya, tentu saja ekspor Indonesia ditolak oleh negera penerima. Uni Eropa telah menolak setidaknya dua kontainer produk perikanan Indonesia belum lama ini,"katanya.Uni Eropa memiliki Rapid Alert System for Food and Feed, yakni salah satu kontrol sistem terhadap produk makanan dan perikanan yang masuk dan beredar di Uni Eropa. Dalam produk perikanan Indonesia, menurut Freddy, ditemukan kandungan antibiotik berupa cloramphenical dan nitrofuran pada udang, logam berat berupa timbal pada ikan tuna dan marlin, histamine pada ikan tuna, bakteri vibrio parahaemolyticus pada udang, karbon pada tuna dan malachite green pada ikan air tawar (bandeng dan catfish).Bahkan, berdasarkan data Departemen Kelautan dan Perikanan, Uni Eropa telah mengembargo produk kerang Indonesia karena belum adanya National Shellfish Monitoring Program. Yaitu, suatu sistem yang dapat memberikan jaminan mutu dan keamanan pangan. Sunudyantoro